Semua Bab Istri Yang Terbuang: Bab 11 - Bab 20
70 Bab
Berat
“Bingung?” tanya Aldo heran.“Lah, kan? Dia itu selama kamu pergi nggak pernah masakin Ibu. Dia di kamar terus, Al. Ibu pusing jadinya. Kamu tahu sendiri, Bukan? Belakangan Ibu sering mengeluh sakit pinggang. Untung ada Mbak yang siap siaga.” Tiba-tiba Rini menyerobot ucapan Aldo.“Nggak gitu, Mas. Ini nggak ada bahan yang dibuat masak,” ucap Kinan mencoba menjelaskan.”“Kalau nggak ada ya beli, Kinan. Bukan bingung,” ucap Rini. “Kamu kalau kasih uang belanja berapa sih, Al? Bikin malu aja sampe istri mau masak bingung,” ucap Rini membuat Aldo merasa murka. Pulang bekerja selalu saja mendapatkan informasi dan aduan sifat istrinya yang ada ada saja. Mereka selalu mengatakan hal yang membuat dia lelah dan bertambah lelah.“Dahlah! Aldo mau mandi dan nanti kita makan di luar saja,” ajak Aldo yang membuat semua orang bersorak senang, kecuali Kinan. Hati Kinan merasa sedih karena sudah dikerjai oleh keluarga suaminya sendiri.Kinan urung memasak. Dia memilih masuk ke kamar dan menyusul sua
Baca selengkapnya
makan di luar
Akhirnya mereka memutuskan untuk makan malam di luar. Kinan juga tidak mau mendekat karena memang kali ini suaminya yang membayarkan. Dia sedang malas aduh mulut dan bilang kalau semua itu boros karena itu pasti akan muncul pertengkaran lebih banyak lagi di dalam keluarga itu."Mau pesan apa?" tanya Aldo."Serah!" jawab Kinan.Aldo hanya bisa menghembuskan nafas pelan ketika mendapatkan jawaban sinis istrinya. Dia tahu, istrinya pasti mengkhawatirkan keuangan ketika dia mengajak makan di luar mengajak keluarga besar seperti ini."Gayanya serah! Padahal semuanya pengen dipesan," gerundel Rini.Kinan hanya membalas dengan lirikan, lalu tidak membalas omongan mereka. Aldo membosankan Kinan makanan yang sama dengan yang dimakan olehnya. Nasi dan gurame bakar, juga es teh juga tak lupa sambal khas resto tersebut."Biasa aja liat makanannya. Nggak pernah lihat makanan enak toh?" sindir Rini lagi. "Mas, ini buat kamu aja." Kinan akhirnya kehilangan selera makannya."Udah, dimakan saja. Mau
Baca selengkapnya
kesiangan
..Mereka akhirnya memutuskan untuk pulang setelah merasa kenyang dan juga senang kalau bisa makan enak tanpa harus mengeluarkan biaya uang sepeserpun. Kecuali Kinan. Dia yakin setelah ini jatah belanjanya akan terpotong dan dia harus berpikir keras untuk bisa mengatur data belanja yang tidak seberapa itu.~~“Kinan belum budek, Bu.”“Ki!” Aldo memberi isyarat agar istrinya itu diam dan tak usah menyahuti ucapan ibunya. Dia tak ingin keduanya selalu ribut dan selalu akan menjadi masalah adu mulut yang tak tahu kapan akan selesai.**Malam ini Kinan harus mengerjakan deadline. Dia baru menandatangani kontrak menulis di salah satu aplikasi yang tentu mengharuskan dia kerja daily setiap hari. Bukan pekerjaan gampang karena kini dia sudah mulai terbiasa dengan hal ini. Dia meyakini jika Sarah pun menyarankan ini agar dia juga ada pekerjaan di saat emosi seperti ini. Biasanya Kinan akan insomnia jika banyak yang dipikirkan. Namun sekarang, dia menggunakan insomnianya ini untuk begadang men
Baca selengkapnya
tawaran
.."Kenapa wajah lo kusut amat, bro?" tanya Anwar–teman Aldo bekerja dalam satu tim di dalam divisi yang sama."Hari hari gue merasa berat banget akhir-akhir ini. Tugas di kantor lagi banyak, tapi ketika di rumah nggak ada sama sekali yang menanyakan apa aktivitas di kantor dan bagaimana aku dalam bekerja sehari-hari.""Wah roman-romannya ada yang merasa galau nih. Kenapa itu sohib elu, An?" tanya Iwan, teman Aldo dan Anwar."Ini gue lagi mewawancarai cowok kalem di kantor kita. Nggak biasanya dia berangkat ke kantor dengan wajah yang lesu, kusam, kusut dan tidak bergairah seperti ini. Kayaknya dia kurang amunisi cinta di rumahnya," ledek Anwar."Huum. Emang istri nggak kasih jatah?" tanya Iwan."Boro-boro mau kasih jatah, setiap hari pekerjaannya cuman perang sama mertua dia," adu Aldo."Mertua istri lo kan Ibu dari lo. Masa nggak bisa dipawangin sih," celetuk Iwan."Iya nih. Lagian Kenapa nggak pisah rumah aja sih? Gaji kamu kan sudah lebih dari cukup untuk mengambil cicilan KPR rum
Baca selengkapnya
ke luar kota
Hari ini Aldo diminta pulang lebih awal karena akan bersiap pergi ke Bogor. Bahkan Aldo sudah mendapatkan bonus yang tentu saja membuat Aldo tersenyum saat membaca nominal uangnya. Saat baru sampai di rumah, ternyata hanya ibunya saja yang ada karena Kinan sedang mengikuti arisan keluarganya di seberang desa. Niat hati ingin menyampaikan bonus dan izin ke luar kota, tetapi justru istrinya belum pulang dari rumah keluarganya.“Istrimu itu kalau main ke rumah Ibunya pasti lama. Dia itu pasti ngomong yang enggak-enggak makanya nggak bolehin pulang sama Ibunya Kinan itu,” ucap Tini.Aldo menghubungi Kinan dan panggilan suara itu nampak terganggu dengan suara yang amat keras dari ponsel Kinan.“Assalamualaikum, Mas. Ini Kinan lagi di rumah Ibu,” ucap Kinan setengah berteriak. “Kinan cari tempat sepi dulu bentar.”Tak selang lama, suara bising itu tidak begitu terdengar dan ALdo langsung menjawab salam Kinan.“Kamu mau menginap di rumah Ibu, kah?” tanya Aldo.“Nggak tahu, Mas. Emangnya bol
Baca selengkapnya
teman ibu
Kinan begitu senang karena sudah diizinkan untuk menginap di rumah ibunya. Biasanya dia akan susah mendapatkan izin tinggal kalau tidak dalam keadaan urgent.“Yakin mau pulang? Masa nginap sehari saja,” tanya Halimah.“Ya, Bu. Mas Aldo sedang di luar kota dan Kinan harus jagain rumah biar nggak digondol semut,” kelakar Kinan. Sang Ibu tersenyum sambil mengusap kepala anaknya pelan. Sungguh setelah menikah dia merasa anak itu semakin kurusan dan tanpa tidak bahagia dengan pernikahannya. Namun, dia tidak ingin menambah masalah anaknya ketika mereka mengarungi fakta rumah tangga. Hanya berusaha untuk menasehati dan memberikan semangat agar bisa menjalani kehidupan rumah tangga yang bahagia.“Oalah. Kamu itu sejak nikah selalu saja ada alasan kalau nginap di rumah Ibu. Salam buat mertuamu ya. Ibu bawakan rendang sisa arisan keluarga kemarin. Sengaja Ibu masak banyak biar mertuamu ikut merasakan juga,” ucap Halimah seraya memberikan satu box berisi rendang.Tentu Kinan tidak bisa berkata-k
Baca selengkapnya
menyakitkan
"Tentu saja anak-anak saya semua suka sekali membawakan saya barang-barang dan juga uang. Cuman kalau yang ini khusus untuk Aldo saja karena dia anak saya yang paling kasihan.""Kok kasihan?" tanya si ibu berhijab orange.Tini memasang wajah sendunya di depan para teman-temannya. Sedangkan Kinan tahu, jika mertuanya pasti akan mengarang cerita mengenai dirinya."Ya jelas. Dia sudah menikah hampir 3 tahun dengan Kinan tetapi belum juga dikaruniai anak. Gaji dia lumayan besar dan tidak jauh beda dari suami Indah. Tetapi selalu saja, sebagai seorang ibu saya merasa kasihan terhadap anak saya sendiri yang harus menikahi wanita yang tidak kunjung hamil," ucap Tini mulai memacu perang kebatinan dengan Kinan."Sabar saja ya, Bu Tini. Namanya anakan rezeki dan pasti Allah akan kasih titipan anak sikap mereka sudah mempercayakannya kepada anak dan membantu ibu itu. Kasih semangat aja Bu biar mereka cepat-cepat hamil," ucap wanita berkerudung merah sok bijak."Wah, jangan-jangan menantu Bu Tini
Baca selengkapnya
akses
Setelah drama dimarahi Tini, Kinan berubah pendiam. Apapun yang mertuanya katakan, dia tak ingin menjawabnya. Apa yang mertuanya minta lakukan, langsung Kinan lakukan agar tidak terjadi repetan panjang. Meski tetap saja merepet, setidaknya Kinan bisa meluapkan emosinya dengan pekerjaan itu. Tak terasa lima hari sudah suaminya tak pulang. Ia rindu sekali kedatangan suaminya. Pesan yang dia kirim, hanya dibalas sekenanya. Tak ada basa basi romantis, membuat Kinan hanya bisa parah menikmati dinginnya suasana rumah tangga yang terasa hambar.Setiap dia sedih, dia tuangkan pada sebuah tulisan novel. Dia ketik untaian demi untaikan, hingga apa yang dia resahkan menjadi sebuah karya yang siap untuk diterbitkan di aplikasi. “Bismillah, semoga judul yang ini akan sedikit mengubah ekonomiku sendiri. Setidaknya jika tidak dihargai suami dan mertua, aku bisa menghargai diriku sendiri,” batin Kinan bermonolog sendiri.Dia mulai menggencarkan aksi promosi sesuai yang diajarkan sahabatnya. Dia mem
Baca selengkapnya
suamiku
Aldo mencubit lengan Kinan dan Kinan mengaduh. “Mimpi bukan?” tanya Aldo kembali tersenyum.“Ya sudah, Kinan mandi dulu. Tapi Mas jangan ngilang lagi. Takutnya ini mimpi,” ucap Kinan.“Ya.”Aldo melepaskan bajunya setelah Kinan masuk kamar mandi. Dia merasakan bahwa ponselnya bergetar dan kali ini Hana memanggilnya. Bosnya itu memang senang sekali menghubunginya akhir-akhir ini. Namun, selama ini Hana sangat baik padanya dan tidak segan memberinya uang jika ingin sesuatu. Bahkan saat dia izin untuk pulang karena mendengar Kinan sakit, Hana memberikan uang lumayan banyak untuk berobat Kinan katanya.“Selamat sore, Bu.”“Duh, masih saja panggil Bu. Ini bukan jadwalnya kerja, Al.”“Iya, Mbak Hana. Kenapa?”“Gimana kondisi istri kamu? Baik-baik saja?” tanya Hana.“Alhamdulillah, tadi saat sampai di rumah sih kayaknya dia hanya kecapean. Belum saya ajak ke dokter, masih disuruh mandi. Dia belum mandi kayaknya berhari-hari,” jawab Aldo yang tak malu menceritakan Kinan pada Hana.“Masih kamu
Baca selengkapnya
mudah dipengaruhi
“Mas, kenapa sih akhir-akhir ini jadi sibuk nginep di luar kota?” tanya Kinan.“Ya kan banyak hal yang harus kita capai, Kinan. Mumpung belum ada banyak tanggungan, kita harus nabung buat masa depan.”Kinan membantu suaminya berkemas kembali bekerja. Suaminya memang hanya pulang sebentar dan sudah beraktifitas setelah semua urusan di rumah selesai. “Mas, kita ngontrak saja ya? Lagian Ibu juga udah ada Indah sama Mbak Rini yang sering datang.”“Mereka kan sibuk sama aktivitas mereka. Mbak Rini sibuk ngurus anak-anaknya, Indah juga sedang mempersiapkan kelahiran anaknya. JAdi nggak boleh kecapean.”Kinan hanya bisa menghela napas panjang. Selalu seperti itu alasan jika dia mengajak suaminya mengontrak rumah.“Kita cari kontrakan yang dekat dengan rumah Ibu saja kalau Mas masih ingin Kinan berbakti di sini. Sungguh, Kinan butuh waktu istirahat yang cukup.”“Bukankah selama Mas kerja kamu juga selalu istirahat di rumah? Jangan banyak ngeluh, Kinan. Mas lebih lelah di luar sana dan kamu j
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status