All Chapters of Mencari Suami Bayaran: Chapter 11 - Chapter 20
108 Chapters
11. Kesepakatan
"Assalamualaikum, Ayah,” Risti mengucapkan salam sambil mencari keberadaan ayahnya. Bambang berjalan lemas mengekorinya di belakang dengan wajah kaku ditekuk. Ia tidak punya pilihan lain.“Waalaikumsalam, calon pengantin Ayah.” Pria dewasa itu memeluk Risti dengan hangat sambil memperhatikan Bambang yang terpaku di belakang Risti. Sadar diperhatikan, Bambang lalu dengan cepat mengajak calon mertuanya itu bersalaman sambil tersenyum. “Ayo, duduk,” Ayah mempersilakan. “Bi... buatkan minum untuk anak dan calon menantu saya,” titah Pak Hermawan kepada pembantu rumah tangganya. Lagi-lagi Bambang mengusap peluh yang bercucuran. “Bagaimana kabarnya, Nak Bambang?” “Eh, iya, Om. Alhamdulillah, sehat,” jawabnya kikuk sambil menyunggingkan senyum tipis yang dipaksakan. “Om, bagaimana kabarnya?” Bambang berbasa basi.“Wah, saya sehat sekali, apalagi dengar kabar kalian sudah menentukan tanggal,” jawab Pak Hermawan sumringah. “Ayo, diminum, Nak.”“Terima kasih, Om.”“Eh, eh, jangan panggil Om
Read more
12. Pernikahan
Pagi, 5 April 2019Harusnya menjadi hari yang membahagiakan bagi Bambang, namun yang terjadi sepanjang malam tadi, dia tak dapat memejamkan mata. Di rumahnya, Bude Yati merasa sangat senang bersama beberapa tetangga, sudah bersiap mengecek semua seserahan yang akan dibawa, tak kalah semangat, Pak RT menyewa lima angkot untuk mengangkut pengantin dan para tetangga.Lala dan Lulu tidak kalah bahagia, Mas kesayangan mereka akan segera menikah dengan wanita yang sangat cantik. Semua tampak bahagia kecuali Bambang. Dia mematut diri di depan cermin melihat tampilannya mengenakan kemeja putih dan setelan jas keren yang telah disiapkan Risti.Risti sudah bersiap di rumahnya, ditemani para om dan tante, serta para sepupunya. Ada beberapa orang tetangga juga yang hadir di sana. Ia memandang dirinya di depan cermin. “Perfect,” gumamnya memuji kecantikannya.“Karin, akhirnya kejombloan gue lulus juga,” kekeh Risti sambil tersenyum bahagia menggoda Karin yang saat itu menemaninya dalam kamar pen
Read more
13. Pengantin Baru
Tepat pukul 18.30, pasangan pengantin baru, yaitu Bambang dan Risti masuk ke ruangan resepsi yang sudah di dekorasi sedemikian bagus dan cantik. Bunga-bunga hidup menghiasi setiap sisi ruangan ditambah lampu hias dan kue tart pernikahan yang sangat cantik. Benar-benar sempurna, seperti pesta pernikahan impian wanita itu.Para tamu mulai memadati ruangan, antre bersalaman dengan kedua mempelai. Banyak yang memuji kedua pengantin. Pengantin wanita sangat cantik dan memesona dengan pakaian pengantin warna biru laut serta kilauan mutiara menghiasi baju tersebut, sedangkan pengantin lelaki terlihat gagah dan menggoda. Ya, Bambang terlihat berbeda saat acara resepsi, tuxedo biru dongker dan sepatu yang pas ia kenakan serta senyumannya selalu terurai saat bersalaman dengan para tamu, sesekali Risti memandangi wajah suaminya kini. “Handsome,” bisiknya memuji.“Wah, selamat ya. Mas,” ucap lelaki tampan; tamu undangan itu bersalaman dan mengucapkan selamat kepada Bambang sambil tersenyum. “I
Read more
14. Pengantin Baru 2
TringSendok di tangan Bambang terlepas kaget. Peluhnya bercucuran. Risti menutup mulut menahan tawa. Ayah menoleh, “Maaf, Yah, sendoknya licin,” kata Bambang sekenanya. Ayah Risti ikut tertawa karena menyadari kegugupan menantu barunya itu.***Mereka sudah tiba di ruang tunggu bandara, Edward sudah mengurus semuanya. “Ah, akhirnya liburan juga,” gumam Risti gembira tapi tidak dengan Bambang, dia tidak bersemangat. Seandainya ini honeymoon dia dengan Fani, tentu dia sangat bersemangat.“Hei... ngelamun apaan sih, Bang?” tanya Risti yang sedari tadi memperhatikan Bambang tanpa komentar. “Eh... mmm... gapapa kok, cuma kepikiran kembar,” jawab Bambang berbohong.“Tapi kalau dilihat dari wajah kamu sepertinya sedang memikirkan Fani,” balas Risti sambil menatap lekat wajah Bambang. Seketika itu juga, Bambang menunduk karena malu ketahuan telah berbohong. “Kamu sangat mencintainya, ya?” tanya Risti kembali dengan wajah sendu. Bambang mengangguk.“Huf... kejam banget suami ngaku cinta
Read more
15. Namanya Honeymoon
Keduanya menikmati makan malam bersama, suasana sudah sedikit cair, sesekali mereka tertawa kecil, apalagi Risti memang hobi banget menggoda Bambang yang dinilainya terlalu polos. Risti memberikan teka-teki kepada suaminya dan tak ada satupun yang bisa dijawab dengan tepat oleh Bambang."Bang, kenapa pohon kelapa di depan rumah harus di tebang?" tanya Risti sambil tersenyum iseng."Kenapa ya?gak tau deh," jawab Bambang polos sambil menggelengkan kepalanya."Karena kalau diangkat berat. Ha ha ha ...." Risti tertawa renyah dan Bambang terlihat menyungginggkan senyum."Ada lagi nih," lanjut Risti kepada Bambang"Tau ga persamaan AC sama kamu?""Ga tau," jawab Bambang lagi, malas berpikir."Sama-sama bikin aku sejuk. Eeaa ...." Risti tertawa keras, hingga pengunjung yang lain memperhatikan mereka.Bambang mengusap peluhnya yang mulai bercucuran karena sedikit grogi."Ah, ga seru nih! Masa kamu ga bisa jawab satupun teka teki aku." Bibir Risti maju dua senti."Iya, sorry aku ga banyak tahu
Read more
16. Berdebat
Risti senyum-senyum sendiri merasa sangat bahagia saat Bambang menggendongnya, sedangkan Bambang berusaha sekuat tenaga menahan sesuatu yang mendesak dari bawah sana. Harum rambut dan tubuh Risti membuat Bambang goyah.Akhirnya mereka sampai di depan pintu kamar. Bambang dengan cepat menurunkan Risti."Terimakasih suamiku sayang, cup." Risti mengecup cepat pipi Bambang lalu membuka kunci pintu kamar.Bambang tersenyum kecut, "ya Tuhan, rasanya seperti aku berselingkuh dengan istri sendiri," gumamnya dalam hati.Risti lalu masuk ke kamar diikuti oleh Bambang, Risti segera bersih-bersih dan mengganti pakaiannya dengan baju tidur seksi, sedikit mirip lingeri tapi lebih sopan karena modelnya menutup pundak.Risti sudah merebahkan dirinya di atas kasur cantiknya."Aahh ... nyamannya," gumam Risti sambil menarik selimut tebal berwarna putih dan mencari posisi yang tepat meletakkan kepalanya di bantal lalu memajamkan mata dengan perlahan.Bambang keluar dari kamar mandi sudah dengan kaos lus
Read more
17. Cerai?
"Hei!" Bambang menarik lembut tangan istrinya. "Masih wangi pengantin baru tapi kamu dengan mudahnya mengucapkan kata cerai," ucap Bambang dengan nada serius sambil menatap tajam ke arah Risti."Aku sudah berjanji bertanggung jawab dengan perbuatanku, meskipun aku sampai saat ini ga ngerti bagaimana bisa....aahh sudahlah intinya tidak ada kata cerai lagi,kamu pahamkan?" kali ini dengan tatapan sedikit melunak, bukan karena dia ingin dikasihani Risti, tapi lebih karena ini sudah jam 9 pagi dan mereka belum sarapan.Risti memandang malas wajah Bambang, entah kenapa dia sangat kecewa dengan perkataan Bambang yang mengatakan aktingnya tadi? Padahal Risti berharap semua perkataan Bambang tadi bukan pura-pura semata. "Apakah aku mulai menyukainya?" bisik hati Risti kemudian dengan kencang menggeleng-gelengkan kepalanya."Kamu kenapa?" tanya Bambang heran"Ga papa, iya udah aku minta maaf kalau perkataanku tadi menyinggungmu," jawab Risti halus."Ayo kita sarapan!" ajaknya bersemangat. Ia b
Read more
18. Perkara Daster
Risti sudah berada di balik selimut dan memunggungi Bambang yang tampak masih menyesal duduk di pinggir kasur. Sambil merapikan dengan pelan barang bawaannya, Bambang sama sekali tidak kepikiran Risti saat membelikan hadiah untuk Fani tadi."Hhhmm ... sepertinya aku bakal dicuekin nih," gumam Bambang, sambil melirik Risti yang memunggunginya.Setelah semua barang rapi, Bambang mencuci tangan, lalu ikut masuk ke dalam selimut dan mencoba tidur."Ris ... Udah tidur ya?" tanya Bambang pelanTak ada jawaban. Namun, Risti mendengarnya hanya enggan menyahut , ia tak ingin terlihat lemah di mata Bambang.Pagi sudah menyapa udara sangat sejuk dan angin sedikit kencang pagi ini. Mereka bersiap menuju bandara I Gusti Ngurah Rai, dari cottage saat sarapan sampai di bandara tak satupun kalimat keluar dari mulut Risti, padahal sedari tadi Bambang sudah mengajak Risti berbicara. Ia semakin yakin kalau istrinya benar-benar marah saat tak satupun kata sahutan yang keluar dari mulut Risti.Edward suda
Read more
19. Minta Cucu
Risti mendorong dengan kasar dada Bambang, ada rasa kesal dan marah, namun setitik rasa di sana, bersorak gembira saat Bambang mengecup bibirnya tadi.Blam! Wanita itu menutup pintu kamar mandi, sedangkan Bambang masih terpaku dengan dirinya sendiri, menatap wajahnya di cermin yang berubah menjadi pucat pasi."Ya ampun, apa yang baru saja aku lakukan?" tanya Bambang merutuki dirinya sendiri sambil mengusap kasar wajahnya karena malu."Hadeh ... nih lagi bibir, main nyosor aja!" Bambang menepuk kasar bibirnya.Risti dari balik pintu kamar mandi mencoba menguasai detak jantungnya, entahlah rasa bahagia atau marah yang mendera, tapi bibirnya ...."Aargh! ... benar aku sudah gila," rutuknya sambil memukul-mukul kepalanya sendiri. Adzan shubuh berkumandang, Bambang terbangun dari tidur nyenyaknya, setelah menikah dan tidur di kamar istrinya, Bambang selalu tidur dengan nyenyak dan nyaman, meskipun terkadang ada rasa risih karena satu ranjang dengan istrinya, tapi mau apalagi, ga mungkin
Read more
20. Kembali ke Jakarta
Tepat dua minggu setelah menikah, Bambang, Lala, Lulu, dan Risti pindah ke rumah baru. Ada Bik Sumi, salah satu pembantu di rumah ayah Risti yang ikut diboyong untuk membantu Risti di rumah, termasuk menjaga Lala dan Lulu."Alhamdulillah akhirnya beres juga," kata Bambang sambil berdiri meluruskan pinggang, setelah selesai merapikan dan menyusun barang-barang di kamar si kembar.Lala dan Lulu masih masih setia menemani Bambang sambil merapikan mainan-mainan yang sejak tadi mereka mainkan."Lala, Lulu," panggil Risti menyapa si kembar dari depan pintu kamar."Iya, Teh," jawab si kembar bersamaan."Sudah jam sembilan malam, ayo tidur besok sekolah," kata Risti mengingatkan.Mereka mengangguk lalu bergantian masuk ke dalam kamar mandi yang berada di dalam kamar mereka untuk bersih-bersih."Aku udah cape banget Bang, aku tidur duluan ya, soalnya besok aku ada meeting pagi," pamit Risti kepada Bambang.Bambang mengangguk sambil memperhatikan sekilah wajah lelah istrinya. Kemudian Bambang t
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status