All Chapters of Pewaris Tunggal Itu Adalah Suamiku: Chapter 21 - Chapter 30
205 Chapters
Bab 21. Kebencian Tak Mendasar
"Apa mungkin dia salah satu orang yang saat itu merundungku," gumam Alana, merasa gelisah."Hah, merundungmu? Bisa saja dia orangnya, yang namanya istri orang kaya wajar saja jika seenaknya pada orang lain," bisik Risa yang takut ucapannya terdengar oleh orang lain.Alana hanya tersenyum mendengar ucapan Risa yang ceplas-ceplos. Namun, ia sedikit tak menyangka jika salah satu peserta seleksi kemarin salah satunya adalah istri Presdir. Meski begitu, Alana sangat salut pada Presdir yang tetap memberi sanksi pada orang yang salah meski itu adalah istrinya sendiri.Jam isitirahat pun habis, Alana dan Risa kembali ke ruang kerja. Hingga waktu pulang tiba, barulah mereka bisa sedikit bersantai dari pekerjaan yang tak kunjung habis."Alana, kamu bawa kendaraan sendiri?" tanya Risa, sambil meregangkan badan."Biasanya suamiku datang menjemput," jawab Alana."Suami? Jadi, kamu sudah menikah?" Risa tertawa, ia tak menyangka jika orang yang terlihat muda seperti Alana ternyata sudah menikah.Ala
Read more
Bab 22. Demi Identitas Ini
Meski cemas mereka berdua tetap pulang ke rumah."Sayang, kamu masuk duluan saja, aku akan mencari tahu siapa mereka sebenarnya," titah Evan.Alana tak berpikir macam-macam, ia langsung menuruti saja apa yang Evan suruh. Karena terlihat dari sisi mana pun dua orang itu sangatlah menyeramkan, yang membuat Alana takut untuk berurusan dengan mereka.Setelah Alana masuk ke dalam rumah, Evan pun langsung meminta kedua orang itu untuk berbincang dengan sedikit menjauh dari rumah."Jadi, ada urusan apa kalian kemari? Bukankah aku sudah mengatakan agar kalian tak usah menemuiku lagi," gertak Evan."Maaf Tuan muda! Kami diperintahkan untuk menyampaikan sesuatu pada Anda," ujar salah satu dari dua pria tersebut."Apa lagi?" tanya Evan, kesal.Pria itu kemudian memberikan sepucuk surat yang ternyata adalah tulisan dari kedua orang tuanya.Evan kemudian membuka surat tersebut.'Evanders Lucio. Ibu sudah tahu jika perempuan itu adalah penyebab yang telah membuatmu menjadi seperti ini. Ibu benar-ben
Read more
Bab 23. Disaat Tak Ada Evan
Danu yang sejak tadi mengintai dari kejauhan pun menjadi panik saat melihat Alana pingsan. Sedangkan Evan, sejak meninggalkan perusahaan, ia sama sekali tak bisa di hubungi.Kehabisan akal, akhirnya, Danu pun menelepon Risa."Hallo, Risa. Om melihat temanmu tergeletak pingsan. Apa kamu bisa kemari membantunya?" tanya Danu yang kini sudah berada di samping Alana."Teman? Yang karyawan baru itu? Kenapa Om mengenalnya?" tanya Risa setengah berteriak."Sudah, cepat kemari jangan banyak tanya lagi!" Omel Danu.Risa pun bergegas kembali ke kantor dengan mengendarai motor.Ia langsung kembali ke tempat dimana Alana duduk tadi."Om, kenapa Alana pingsan begini?" tanya Risa, panik."Sepertinya dia kelelahan, apalagi belum lama kakinya terluka," jelas Danu."Bagaimana ini?" tanya Risa yang tak dapat berpikir dengan jernih."Tentu saja bawa dia ke rumah sakit, dasar bodoh!" gertak Danu yang kesal pada Risa karena banyak tanya.Risa pun langsung menggendong Alana menuju mobil Danu. Beruntung gadi
Read more
Bab 24. Merasa Tak berharga
"Saya rekan kerjanya, Sus," ucap Risa yang kemudian menghampiri Perawat tersebut."Apa keluarganya tidak ada?" tanya perawat itu lagi."Kebetulan saya tidak tahu keluarganya, dan ponsel teman saya juga dalam keadaan dikunci," terang Risa.Perawat tersebut tampak kebingungan dan kemudian masuk ke dalam UGD lagi. Risa dan Danu tampak cemas. Hanya bisa berharap tidak terjadi apa-apa lada Alana.Beberapa menit kemudian, Perawat tersebut keluar lagi dan menghampiri Risa."Saya sudah konfirmasi ke atasan, pasien sudah bisa pindah ke ruang rawat inap. Tolong tanda tangan berkas terlebih dahulu," jelas perawat tersebut."Terima kasih, Sus. Kalau begitu, saya akan pergi ke bagian administrasi dulu." Risa kemudian menghampiri Danu."Bagaimana?" tanya Danu, cemas."Om urus administrasinya dulu saja! uangku tak akan cukup untuk membiayai rumah sakit besar begini," bisik Risa.Danu menatap sinis pada Risa. Bisa-bisanya keponakannya itu masih memikirkan uang disaat genting seperti ini."Om juga tah
Read more
Bab 25. Mencari Alana
Risa datang dengan membawa bakso. Didapatinya Alana sedang menangis tersedu. Ia pun buru-buru menaruh bakso ke meja samping kasur dan langsung memeluk Alana."Apa ada yang sakit? Atau kamu sedih karena belum ada kabar dari suamimu?" tanya Risa, berusaha menenangkan Alana.Bukannya berhenti, perasaan Alana malah semakin merasa tersentuh. Bukan orang terdekatnya, tapi malah orang yang baru beberapa hari dikenalnya lah yang saat ini sedang memeluknya.Risa semakin bingung, jangankan berhenti, Alana malah menangis semakin kencang."Alana, katakanlah padaku, apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Risa yang panik."Barusan, aku menelepon suamiku, dan seorang perempuan yang mengangkatnya," terang Alana sambil menghapus air mata.Risa bingung harus mengatakan apa, ia takut salah bicara, apalagi suami Alana adalah sang Presdir."Bersabarlah dulu, kita tunggu suamimu, biar dia yang akan menjelaskannya nanti." Risa menjawab sebisanya, beruntung selama ini ia selalu menjadi tempat curhat teman-temann
Read more
Bab 26. Jangan Berbohong Lagi!
"Siapa perempuan yang mengangkat teleponku?" bentak Alana, membuat Risa tersentak kaget."Anu… Aku ke toilet dulu, Ya!" ujar Risa yang tak mau masuk ke dalam urusan rumah tangga orang lain.Seolah tak dihiraukan, tak ada yg menjawab Risa. Alana dan Evan malah sibuk berdebat."Aku sama sekali tak tahu siapa perempuan itu!" Evan berusaha membela diri."Lalu, memangnya dimana kamu seharian kemarin? Bahkan kamu lupa pada janjimu untuk menjemputku!"Evan berusaha mencari alasan, karena terburu-buru menemui Alana, ia sampai lupa untuk memikirkan sebuah alasan yang tepat."Kenapa diam saja? Apa kamu berselingkuh di belakangku?" tanya Alana yang mulai meneteskan air mata."Aku sangat mencintaimu! Mana mungkin aku menyelingkuhimu!" sanggah Evan yang memang tak mungkin selingkuh disaat cintanya pada Alana begitu besar.Evan berusaha untuk berpikir. Hingga terbesit sebuah pikiran untuk mengatakan yang sebenarnya saja."Aku habis menemui kedua orang tuaku," jelas Evan."Lalu, mengapa ada suara pe
Read more
Bab 27. Ingatan Saat Sebelum Alana Menikah
"Jangan angkat!" teriak Evan berusaha menghentikan Alana."Memangnya kenapa?" Alana merasa heran."Itu… itu ponsel Pak Bos yang tak sengaja terbawa olehku," jelas Evan dengan perasaan berdebar. Ia takut jika Alana tak percaya padanya."Oh, maaf. Kupikir ponsel Risa, karena barusan sepertinya ada yang menelepon dengan nama Danu," sahut Alana yang kali ini tak menaruh curiga pada Evan karena ponsel tersebut harganya mahal. Ia berpikir jika tak mungkin suaminya mampu membeli ponsel semahal itu.Evan kembali keluar dari ruangan, ia belum sempat membeli bubur karena buru-buru kembali setelah ingat ponsel kerjanya tertinggal di kursi.Saat diluar rumah sakit, Evan tak hanya membeli bubur, ia juga membeli beberapa makanan dan buah-buahan kesukaan Alana."Banyak sekali, beli apa saja?" tanya Alana saat melihat Evan membawa banyak kantong plastik."Beberapa makanan kesukaanmu," jawab Evan sambil menyusun makanan di meja."Terima kasih." Alana merasa senang dengan perhatian kecil Evan.Evan men
Read more
Bab 28. Keluarga Tak Tahu Malu
"Tentu saja tidak, itu adalah hadiah untuk keluarga Alana," jelas Rudi."Tapi, ini tidak ada satu pun hadiah untuk Alana." Evan merasa heran."Ya, karena Alana akan menikah denganmu. Kelak dia akan sering mendapat hadiah darimu bukan?""I-iya, Om. Bagaimana kalau semua permintaan Om dan Tante ini saya berikan dalam bentuk uang lima puluh juta?" tanya Evan yang merasa sedikit tak nyaman.Rudi langsung terkejut saat mendengar uang lima puluh juta, karena apa yang tertulis di daftar saja jika dijumlahkan hanya sekitar tiga puluh jutaan."Baiklah, kapan kamu akan mengirimkan uangnya?" tanya Rudi sudah tak sabar menerima uang."Mungkin besok siang, Om. Nanti saya kabari lagi kalau sudah di transfer," ucap Evan.Ternyata Alana menguping di dalam, ia tak menyangka jika kedua orang tuanya sampai hati meminta uang untuk mereka. Alana saja yang kekasih Evan, malah tidak pernah berani meminta apapun meski hanya sekedar makanan murah sekalipun."Apa yang Ayah dan Ibu lakukan? Kenapa kalian tega s
Read more
Bab 29. Sedang Ingin Berduaan
Joni dan teman-temannya mengetuk-ngetuk pintu rumah orang tua Alana dengan sangat kencang."Woy, keluar! Bayar hutang kalian!" teriak Joni.Desy yang jelas-jelas sedang berada di rumah ternyata lebih memilih tak membukakan pintu."Tadi ada di rumah, kok! Barusan menantunya juga baru saja pulang," ujar salah seorang tetangga yang merasa risih dengan keributan yang Joni buat."Bu Desy, keluar dong! Berisik tau!" teriak salah seorang tetangga lain.Desy yang merasa kesal pada tetangganya itu pun akhirnya keluar."Ngomong apa kamu? Aku memang mau keluar, kok," sahut Desy sambil melotot pada tetangganya.Akhirnya, saat itu juga terjadi adu mulut antara Desy dan tetangganya.Mendengar keributan tersebut, tetangga lain pun banyak yang keluar. Joni yang semula ingin menagih hutang malah jadi kebingungan dibuatnya."Ibu-ibu tolong berhenti sebentar! Aku sedang ada urusan dengan Bu Desy, dia sudah berhutang tiga puluh juta, tapi tidak mau membayar!" teriak Joni yang berusaha mempermalukan Desy.
Read more
Bab 30. Terjebak Kepala Divisi Mesum
"Siapa? Aku tidak kenal kamu!" ucap Evan, gugup."Loh, Direktur tidak kenal saya? Saya kan sering ke ruangan Anda," jelas pria tersebut berusaha menjelaskan."Tidak, kamu salah orang! Aku bukan Direktur! Mana mungkin Direktur naik motor," sanggah Evan yang kemudian melajukan motornya.Pria itu pun mematung sambil menggaruk kepala, ia sangat yakin jika orang yang ada di hadapannya barusan adalah sang Presiden Direktur Astira Corp.Alana langsung pergi setelah tahu jika pria itu keliru menganggap Evan adalah Direktur. Meski ada perasaan mengganjal di hatinya, tapi pikiran Alana berusaha menyanggah karena bagaimanapun sangat tidak mungkin jika suami miskinnya itu ternyata adalah seseorang yang memiliki jabatan tinggi.Seperti biasa, Alana mengerjakan pekerjaannya dengan sangat telaten dan cekatan. Bahkan, jika dibanding para senior nya saja Alana terbilang jauh di depan. Karena itulah atasan Alana sangat menyukai kinerjanya bahkan berniat merekomendasikannya untuk menjadi karyawan tetap.
Read more
PREV
123456
...
21
DMCA.com Protection Status