“Bu, stop. Tidak seharusnya Ibu berbicara seperti itu!” Bagus, selaku ayah dari Leana dengan segera merangkul bahu sang putri. “Kamu sudah makan, Lea?” tanyanya mengalihkan pembicaraan.Leana terisak, lalu menggeleng pelan. “Maafkan aku, kalau begitu aku pulang saja, Ayah.”“Tidak, jangan dengarkan Ibu kamu. Ini sudah malam Lea, kamu istirahat di sini saja, ya?” Leana terdiam, lalu melirik takut-takut pada sang Ibu.“Inilah akibatnya jika kamu selalu memanjakan dia, Mas!”“Rosita, tolong untuk kali ini jangan memancing keributan.” Wanita paruh baya itu langsung bungkam, mana mungkin dia berani membantah ketika sang suami sudah memanggil namanya. “Kamu ke meja makan dulu, ya, Sayang. Nanti Ayah susul.”Leana mengangguk patuh. Setelah melihat putrinya menjauh, Bagus langsung menatap tajam istrinya.“Bisa kamu kendalikan emosimu? Apakah Kamu tidak sadar, sebesar apa pengorbanan Leana untuk keluarga ini?” Rosita menunduk, sama sekali tak berani membantah. “Tolong, aku mohon dengan sangat.
Terakhir Diperbarui : 2023-05-13 Baca selengkapnya