Share

Bukan Istri Pilihan
Bukan Istri Pilihan
Penulis: Ana j

Awal pernikahan

"Mas Elvano, tolong pelan-pelan jalannya, saya kesusahan membawa koper ini." Pria itu bungkam, membuat Leana mengatupkan bibir.

Setelah pulang dari kantor urusan agama, Elvano memang langsung menuju ke kediaman utamanya, Leana yang tak tahu apa-apa hanya pasrah mengikuti sang suami.

Tidak ada yang namanya resepsi pernikahan atau pesta besar-besaran, karena mereka menikah di KUA. Dan itu pun hanya keluarga inti serta teman terdekat saja yang mengetahuinya.

"Kamar kamu ada di ujung, sedangkan kamar utama saya yang tempati. Jika butuh apa-apa bisa langsung hubungi, Mbok Sumi."

Leana mengangguk paham, sedangkan Elvano dengan cepat membuka pintu kamarnya. Dan meninggalkan Leana yang masih mematung di tempatnya.

"Oke Lea, ini baru awal. Semangat! Demi adik dan kedua orang tuamu, okay!" Setelahnya Leana berjalan dengan santai menuju kamarnya. Perempuan itu menyeret kopernya dengan sedikit kesusahan, apalagi roda kopernya yang tinggal dua buah. Membuat Leana mengeluarkan tenaga ekstra.

Setelah sampai di kamar yang akan dia tempati, Leana berdecak kagum melihatnya. Ini terlalu mewah, apalagi ditambah dengan interior yang memanjakan mata. Leana akui dia bukanlah berasal dari keluarga yang status sosialnya tinggi, dan melihat secara langsung gaya hidup orang kaya membuat Leana takjub akan kemewahan yang disuguhkan.

Rasanya, masih terasa mimpi bisa tinggal di rumah mewah seperti ini.

Perempuan itu bergegas membereskan pakaiannya dari dalam koper, dan memindahkannya ke dalam walk in closet. Setelah  selesai, Leana membuka pintu kamarnya, menuruni undakan tangga menuju ruang makan. Karena ingin mengisi perutnya yang tak menyentuh nasi sedari pagi—hingga larut malam seperti ini.

"Akh!" Leana memekik pelan ketika melihat Elvano yang duduk dengan santai sembari menyantap hidangannnya dengan cahaya lampu remang-remang.

"Maaf, saya kira bukan Mas Elvano." Pria itu bungkam, membuat Leana tersenyum kikuk.

"Kenapa masih berdiri? Duduklah, dan makan dengan tenang."

Leana bergegas mengambil duduk di hadapan pria itu, dia menyendok nasi dengan hati-hati. Lalu mengambil sepotong ayam dan sedikit sambal. Leana mulai menyantap hidangannya dengan tenang, sesekali atensinya mengarah pada sang suami.

Sangat tenang dan tak tersentuh. Membuat Leana begitu segan mengajak dokter tampan itu untuk sekedar berbasa-basi.

"Saya akan ke rumah sakit setelah ini."

Leana langsung mengangkat wajahnya, perempuan itu mengangguk kaku sambil berdehem singkat "Apa ada yang perlu saya siapkan untuk kebutuhan, Mas Elvano?"

Elvano mengambil serbet yang ada di pangkuannya, lalu mengelap bibirnya dengan gaya elgan. Leana sampai mematung melihatnya.

"Tidak perlu, saya sudah menyiapkan semua kebutuhan saya sendiri." Elvano berdiri dari duduknya, dia menatap Leana dalam, membuat perempuan itu menahan nafas.” Kita jalani pernikahan ini seperti pernikahan pada umumnya, tetapi jangan mengusik privasi satu sama lain.

Leana terdiam, namun tak urung menganggukkan kepala. “Baik, dan soal—“

“Tetap berlaku,” potong Elvano cepat, “kita memang menjadi pasangan normal pada umumnya, tetapi ingat. Tidak boleh ada cinta, jika saya tahu kamu menyimpan rasa. Kita selesai “

Leana tergugu, dia memang tak mengharapkan cinta dari pria dingin itu. Leana cukup sadar diri di mana posisinya sekarang ini, dia hanyalah pengganti sementara sebelum sang pemeran utama datang.

“Baik, Mas. Tetapi bagaimana jika Mas Elvano sendiri yang jatuh cinta kepada saya?”

Elvano tertawa remeh, pria itu melangkah ke arah Leana, lalu membungkukkan badan seraya berbisik lirih di telinga perempuan itu.

“Bukankah mimpi kamu terlalu tinggi, Leana Pramita?”

Komen (7)
goodnovel comment avatar
Ana j
makasih kakk ♡♡♡
goodnovel comment avatar
Ahyani Ani
awalnya sj sdh seru bgaimna akhirx
goodnovel comment avatar
Ana j
app biru itu dimana yah kak?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status