Semua Bab Suami Bastard Yang Manis : Bab 1 - Bab 10
122 Bab
Terpaksa Menjadi Istri Rafael
Wanita cantik dengan kebaya mewah berwarna putih, duduk di atas ranjang pengantin yang telah dihias sedemikian rupa. Dia menekuk kaki lalu memeluknya dengan erat, menenggelamkan wajahnya pada lipatan tangan di atas lutut. "Sekarang apa?" gumam Serena -- wanita cantik dengan wajah blasteran Jerman-Indo tersebut dengan lirih.Dia telah resmi menjadi istri dari seorang pria bastard -- Rafael Abbas Azam, sahabat sekaligus Bosnya di kantor-- yang telah merenggut kesuciannya secara paksa dan selalu menekan Serena untuk menikah dengannya. Pria itu … gila! Dia dan obsesinya untuk memiliki Serena itu sangat mengerikan bagi Serena. "Sekarang aku harus bagaimana?!" pekik Serena pelan, melengking sembari mengigit lututnya dengan air mata yang jatuh dari pelupuk. Awal, Serena ingin membatalkan pernikahan ini. Namun karena kasihan dengan Papanya dan takut Papanya yang akan kena imbasnya, Serena mengurungkan niatnya. "Hiks …." Tanpa sadar isakan keluar dari mulutnya, mengingat kembali foto yang
Baca selengkapnya
Suami Bajingan Plus
"Kita akan melakukan malam pertama," bisik Rafael dengan nada berat, meniup daun telinga Serena secara erotis. "Lepaskan aku!" Serena memberontak, menyikut perut Rafael lalu berniat kabur dari atas ranjang.Rafael dengan cepat menarik kaki Serena, membuat perempuan itu berakhir tengkurap di atas ranjang. Rafael menyeringai puas, membalik tubuh Serena agar menghadapnya dengan langsung membuka kebaya pernikahan Serena dengan santai. "Kenapa? Kau takut sakit, Darling?" kekeh Rafael, mencondongkan tubuhnya ke arah Serena dengan satu tangannya yang menahan kedua tangan Serena untuk tak memberontak dan satu lagi membelai pinggiran wajah Serena secara sensual. "Seharusnya ini tak akan sakit, Baby Girl. Kita sudah pernah melakukannya sebelum ini," bisik Rafael, mendekatkan wajahnya ke wajah Serena -- mencium bibir perempuan itu dengan lembut. "Rafael, kau menjijikkan!" pekik Serena marah dan kesal, setelah Rafael melepas pangutan bibir mereka. "Setelah kau tidur dengan Jenner, kau menikah
Baca selengkapnya
Angin
Serena dan Rafael berjalan bersama, ke ruang makan yang ada di villa keluarga Azam -- jauh dari perkotaan dan berada di perkebunan milik keluarga Azam. Setelah pesta pernikahan Serena dan Rafael, tadi malam mereka semua langsung ke mari. Entah ini pengalihan masalah, tapi berkumpul di villa ini adalah ide Rafael. Dia yang menyarankan keluarga Azam dan keluarga Lucard berkumpul di villa-- dengan embel-embel merayakan kebahagiaan bersama karena telah berhasil mewujudkan impian mendiang Kakek mereka. Yah, Rafael se licik dan cerdik itu! Semua orang bisa ia manipulasi. "Oh, Serena." Serena seketika menampilkan senyuman manis saat Mama mertuanya-- Satiya Adini Azam-- menyapanya. Mommy dari suaminya tersebut menghampirinya dan langsung membawanya untuk duduk di sebuah kursi meja makan -- ruang makan villa tersebut. "Kamu ingin sarapan dengan apa, Sayang?" "Ah, tidak perlu repot, Tante. Aku bisa ambil sendiri," ucap Serena dengan cepat karena tak enak pada Sati. "Mommy dong, Sayang.
Baca selengkapnya
Bertengkar
Setalah berlibur di villa, Rafael dan keluarganya kembali ke rumah masing-masing. Ada yang berbeda dan terasa baru tentunya, kini keluarga Azam bertambah satu. Serena akan tinggal dengan mereka -- akan satu rumah dan satu kamar tentunya dengan Rafael. "Istirahatlah. Kalian pasti lelah." Satiya berucap lembut, menatap hangat pada menantunya yang wajahnya terlihat sembab. Walau rumah orang tuanya cukup dekat dari sini, namun tetap saja Serena akan merasa sangat sedih karena dia tidak tinggal dengan orang tuanya lagi. Sekarang Serena tinggal dengan keluarga suaminya. "Iya, Tan …- Mommy." Serena berucap kikuk. Melihat Rafael menyalim orang tuanya, Serena juga melakukan hal yang sama. Kebiasaan Rafael dan ketiga adiknya, ketika akan tidur mereka akan pamit dan menyalim orang tua mereka. Tradisi di rumah ini sudah turun temurun sejak jaman Gabriel, Alfa, King dan Xena dulu. 'Nih anak ada sisi terangnya juga. Kirain gelap melulu.' batin Serena ketika memperhatikan Rafael yang bahkan men
Baca selengkapnya
Tunduk pada Cinta
"Selamat pagi, Mommy," sapa Serena kikuk dan gugup, memasuki ruang bersama seorang pria yang berjalan lambat di belakangnya. "Pagi, Nak. Bagaimana tidurmu? Nyenyak?" tanya Sati balik, mendapat anggukan pelan dari Serena. "Serena, kenapa kau tidak menyapaku juga? Apa aku transparan?" Gabriel yang juga di sana, menaikkan sebelah alis -- menatap anak sahabatnya yang kini menjadi menantunya dengan sebelah alis yang terangkat. Aneh bocah satu ini! Bisa-bisanya dia terlihat kikuk seperti ujian skripsi saat berhadapan dengan Gabriel begini. Padahal biasanya Serena tak pernah canggung dan selalu enjoy. "Selamat pagi, Paman," sapa Serena dengan malu-malu dan setengah gugup. Demi Tuhan! Dulu dia biasa saja bertemu dengan pamannya ini. Namun entah kenapa sekarang rasanya berbeda, rasanya seolah dia bertemu dengan petinggi negara. Gugup dan berdebar!"Istriku kau panggil mommy dan aku kau panggil paman. Aku ini terlihat seperti suami keduanya, humm?" protes Gabriel tak terima. "O--oh. Selam
Baca selengkapnya
Ide dari Jenner
"Serena …," geram Rafael sembari menatap layar komputernya. Dia sudah di ruangannya dan dia masih kepikiran dengan Serama tadi. Perempuan itu sepertinya memang tidak merasakan apa-apa padanya. Serena terlalu santai dan bahkan seperti mendukung Rafael dengan Jenner. Tok tok tok"Silahkan." Ceklek'Rafael menoleh ke arah pintu, langsung berdecak kesal karena bukan Serena yang datang. Shit! Dia sangat berharap jika Serena yang akan menemuinya di sini. Sialnya bukan Serena yang datang melainkan Jenner. "Rafael, aku ingin membicarakan sesuatu padamu." Perempuan itu langsung menarik kursi ke sebelah Rafael, kemudian dia duduk di sana sembari memeluk lengan Rafael. "Kamu sudah memberikan akses untukku agar bisa setiap hari datang ke kantormu. Selama orang tuamu tidak datang ke sini, kau bilang aku boleh kan ke sini?""Jadi?" Rafael menaikkan sebelah alis. "Itu kurang, Rafael. Aku ingin-- jika bisa dua puluh empat jam bersamamu." Dengan manja, Jenner menduselkan pipinya ke lengan Rafael.
Baca selengkapnya
El dan Kuda Hitam
Rafael pernah dimarahi oleh Daddynya karena ingin pindah rumah. Namun kali ini dia akan membawa Ayah mertuanya dalam masalah ini karena dia yakin Thomas akan berpihak padanya. "Kau boleh pindah tetapi jangan bawa Serena dari rumah!" geram Gabriel sembari menatap Rafael dengan marah. Dia batal ke Paris hanya karena masalah ini. Gabriel sangat takut Rafael membawa kabur Serena. Sebenarnya itu fine-fine saja, toh Serena adalah istri dari putranya ini. Namun, Gabriel takut jika Rafael tak bisa menjaga Serena dengan baik. Rafael lebih bastard darinya dan Gabriel mengkhawatirkan itu. "Daddy, ayolah. Aku dan Serena hanya ingin hidup mandiri, tanpa pengawasan kalian." Rafael berucap lelah. "Rasanya aku hanya menikahi nama Serena saja. Untuk sepenuhnya menjadi suaminya aku tidak bisa. Itu karena kalian!" desis Rafael setengah marah dan frustasi."Kau ini brengsek!" Gabriel berucap sarkas. "See? Bahkan Daddy tidak percaya padaku. Jadi kenapa Daddy dan Papa mengotot menjodohkan ku dengan Ser
Baca selengkapnya
Memanjakanmu Baby Girl
"Serena …." Seperti biasa, Rafael akan menyebut nama Serena dengan nada serak dan penuh penghayatan, sembari menyeringai tampan dan dengan berjalan cool ke arah istrinya.Cup'Tiba di depan Serena, Rafael langsung menangkup pipi Serena dan langsung mencium bibir perempuan tersebut dengan enteng dan tanpa merasa berdosa sama sekali. Melihat itu beberapa staff-nya yang berlalu lalang di sana untuk pulang, memekik tertahan serta heboh sendiri. Maxim lebih membuang muka dan mendengkus. Cih, mentang-mentang Rafael dan Serena sudah menikah, pria ini seenak jidat sok romantis."Rafael!" Serena menggeram rendah dan marah, menatap tajam dan memperingati pada Rafael yang seenak jidat menciumnya. "Humm? Kau ingin pulang secepatnya, Darling? Oke." Rafael meraih pergelangan Serena dan langsung menyeret paksa perempuan itu untuk masuk dalam mobil. "Rafael, kamu ini apaan sih?" geram Serena lagi-lagi ketika Rafael memaksanya masuk dalam mobil. Bug'Setelah berhasil memasukkan Serena dalam mobil
Baca selengkapnya
Melucuti Handuk
"El, kamu jangan macam-macam denganku. Aku bisa mengadukanmu pada Mommy Sati dan Daddy Gabriel. Aku … aku bisa berteriak!" ancam Serena yang sudah sangat panik, meringsut ke dinding dengan perasaan was-was dan tubuh yang sudah membeku serta panas dingin. Bukan hanya dekat, tapi suami bastard-nya ini menghimpit tubuh kecilnya dengan dinding. Sialan! Serena jadi sulit bernafas. "Cih." Rafael berdecis gelik, berakhir terkekeh juga karena merasa lucu dengan air muka serta ancaman Serena. "Kau ingin mengadu apa, Darling? Mengadu jika kau mandi bersamaku?""Si--sinting!" Serena mendelik, semakin meringsut ke dinding -- merasa terancam dengan tubuh besar Rafael yang menghapitnya. "Sekarang kita buka pakaianmu, Darling. Kau akan aku mandikan." Rafael mengulurkan tangannya, menyungkurkan tangan Serena juga yang menyilang di depan dada perempuan itu. Setelah itu dengan sedikit memaksa, Rafael membuka kancing blus yang istrinya pakai. "Rafael, aku bisa mandi sendiri. Keluar dari sini!" cicit
Baca selengkapnya
Pindah Rumah?
"Suami nggak ada akhlak." Serena mengusap bawah hidungnya yang keluar darah, mimisan karena sebuah insiden yang sampai sekarang masih tak bisa Serena lupakan dari pikirannya. "Kampreto memang!" tambahnya, meraih tissue dan kembali me-lap hidungnya. Dia baru selesai memakai pakaian dan itu semua karena ulah Rafael yang sungguh luar biasa bastard plus tidak ada akhlak. Bisa-bisanya Rafael membuka handuknya di depan Serena, di mana posisinya saat itu Serena sedang berjongkok dan tepat ke …-"Darling, kau melihat handphone ku?" Serena sontak menoleh ke arah Rafael, wajah Serena ditekuk dan air mukanya begitu muram. Setelah pria itu tadi membuat Serena hampir tak bernyawa, Rafael dengan santai memakai pakaiannya. Gilanya dia juga memaksa untuk memakaikan baju Serena. Membantu sih, tetapi Serena bukan anak kecil yang memakai baju saja harus dibantu oleh Rafael. Dan -- itu sangat risih! Tubuhnya dipandangi oleh Rafael si raja mesum. Setelah itu, Rafael meninggalkannya di sini. Lalu balik
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
13
DMCA.com Protection Status