All Chapters of Dilema Cinta Segitiga: Chapter 11 - Chapter 20
21 Chapters
Lampu Merah
APARTEMEN NATALIA Natalia menghela nafas panjang. Setelah Marlon mengantar ke apartemennya, Natalia segera mengganti pakaiannya dengan pakaian tidur kemudian naik ke pembaringan. Tidak ada acara apapun setelahnya karena memang dirinya hanya tinggal sendiri, sedangkan perutnya juga sudah merasa kenyang meskipun dia tidak sempat menghabiskan makanannya di cafe bersama Marlon tadi. Sebenarnya Natalia masih merasa heran dengan sikap Marlon malam ini, tumben sekali dia tidak mampir saat Marlon mengantarkan Natalia pulang tadi. Biasanya Marlon akan tinggal beberapa jam, meskipun Marlon tidak menginap setidaknya akan ada sesi basa-basi. Sesibuk apapun, Marlon akan menyempatkan waktu untuk berbincang-bincang dengan Natalia. Malam ini tidak lagi. "Apa ini ada hubungannya dengan wanita yang berada di cafe tadi ya? Siapa dia? Kenapa wanita itu memanggil Marlon dengan sebutan tuan? Apa dia anak boss Marlon?" gumam Natalia bingung. Natalia masih mengingat dengan jelas wajah wanita yang memint
Read more
Utusan Marlon
Natalia diam beberapa saat, memikirkan apakah ini saatnya dia bisa mengenal orang yang dia duga adalah orang tua Marlon.Hingga beberapa detik kemudian, Natalia memutuskan hendak turun. Dia akan menemui Marlon dan tuan Carlos.Yah, kapan lagi kalau tidak sekarang? Mengingat hubungannya dengan Marlon sudah terjalin cukup lama tapi nyatanya sampai sekarang tidak ada kemajuan sama sekali."Saya turun di sini saja, Pak," ucap Natalia tiba-tiba. "Lho, beberan Mbaknya mau turun di sini? Masih jauh tempatnya lho, Mbak.""Iya saya tahu, ohh ya ... ini ongkosnya," ucap Natalia, tangannya terlulur meyerahkan uang pecahan 50 ribu. Sopir taksi itupun menerimanya kemudian Natalia keluar dari dalam taksi. Beberapa detik lagi akan berganti lampu, Natalia mempercepat langkahnya hendak menghampiri mobil yang dia duga di dalamnya adalah Marlon dan papanya.Buk! Karena terburu-buru dan tidak memperhatikan sekitar dengan teliti, Natalia malah menubruk penjual asongan hingga penjual asongan itu meng
Read more
Agak Kesal
Kini Natalia sudah berada tepat di depan mall. Setelah membayar ongkos taksi, Natalia segera masuk dengan penuh percaya diri.Meskipun dia sudah menanyakan perihal lowongan pekerjaan yang kemungkinan tersedia di salah satu stand di mall tersebut kepada satpam di depan tadi, dan sayangnya sang satpam mengatakan jika satpam itu belum memiliki informasi tapi Natalia tetap masuk untuk mencari tahu sendiri.Natalia berfikir mustahil jika satpam di depan pintu masuk mall tersebut memiliki informasi secara lengkap mengenai semuan stand di mall sebesar itu yang membutuhkan karyawan baru.Natalia mencari toilet terlebih dahulu untuk memastikan penampilannya. Dia akan merapikan yang perlu dirapikan, walaupun Natalia sudah rapi dan penampilannya menarik seperti biasanya akan tetapi dia tetap ingin mengeceknya karena di sana dia merasa bebas bercermin dengan kaca yang besar. Tidak lucu 'kan jika dirinya mau numpang bercermin di stand pakaian di mall tersebut?Apalagi dia tadi sempat berlari-lari
Read more
Drama Bersama OB
Marlon berdehem untuk menetralkan kegugupannya."Halo, halo? Suaranya kurang jelas, Sayang." Marlon bak orang bodoh, malah pura-pura kehilangan sinyal.Handphone elit, sinyal sulit. Mungkin begitulah kiranya anak muda bilang."Maaf, Sayang. Apa aku mengganggu kerjamu?" tanya Natalia, terdengar nadanya seperti merasa bersalah."Ti-tidak, ini masih jam makan siang makanya aku masih istirahat dan bisa menjawab teleponmu," jawab Marlon yang sepenuhnya tidak berbohong.Matanya melirik makanan di atas meja yang di pesankan oleh Melly tadi sebelum pergi. Masih banyak dan hanya sedikit saja yang masuk ke dalam mulut Marlon, sebagian masih utuh tak tersentuh.Marlon memilih mengerjakan pekerjaannya terlebih dahulu karena ingin segera bersantai setelahnya, akhirnya Marlon tidak menghabiskan makanannya. Dia pun merasa rindu dengan Natalia. Kemungkinan nanti malam Marlon akan berkunjung ke apartemannya yang kini dihuni oleh Natalia."Ohh syukurlah. Kamu sudah makan siang? Boleh aku video call kam
Read more
Memangnya Tidak Kesepian?
Malam hari, Marlon benar-benar menemui Natalia di apartemennya. Sebelum ke apartemen, Marlon menyempatkan diri mampir untuk membeli sesuatu, Marlon memutus membeli satu box coklat dan juga buket bunga mawar.Natalia merupakan wanita pada umumnya, dia menyukai cokelat dan juga bunga.Mana mungkin Marlon apel dengan tangan hampa.Setidaknya Marlon akan membawakan sesuatu untuk Marlon, walaupun berkali-kali Natalia mengatakan tidak perlu. Rasanya ada yang kurang jika Marlon benar-benar tidak membawa apapun untuk Natalia, terlebih lagi uang Marlon banyak.Ting tongSuara bel mengalihkan atensi Natalia yang berada di dalam sedang asik menonton film drama Korea kesukaannya. Dia memang pecinta drama Korea."Wah ... Itu pasti Marlon," gumam Natalia yang wajahnya semakin cerah. Natalia buru-buru membukakan pintu untuk Marlon."Sayaaang!" Seperti biasanya, Natalia langsung memeluk Marlon dengan erat. Tentu saja Marlon juga membalas pelukan Natalia tak kalah erat."Aku kira kamu tak akan ke sini
Read more
Bagian Rencana
Sekitar pukul 02.00 dini hari, Natalia membuka matanya. Dia pun berjalan ke arah kamar mandi karena kebelet ingin buang air kecil.Natalia tetap berjalan dengan anggun meskipun tubuhnya masih polos karena tidak ada sehelai benang pun yang melekat di tubuhnya. Hanya beberapa menit saja, dia pun keluar kamar mandi dengan wajahnya yang masih mengantuk walaupun dia sudah mencuci mukanya.Dilihatnya Marlon masih tertidur dengan dengkurannya yang halus dan hanya memakai selimut hingga sebatas pinggangnya.Natalia pun mendekati Marlon yang masih saja dengan setia memejamkan matanya sejak 1 jam yang lalu, seakan-akan tidak terusik dengan pandangan Natalia yang hanya beberapa sentimeter saja dari wajahnya. Bahkan mungkin nafas Natalia bisa menerpa wajah Marlon.Sebenarnya dalam hati Natalia merasa bersalah karena malam ini adalah malam yang sudah direncanakan oleh Natalia. Natalia sengaja mencampurkan obat perangsang dan juga sengaja melenyapkan pengaman yang biasa Marlon pakai. Tentu saja den
Read more
OB Baru
Marlon merasa tidak berdaya setelah mendengar keterangan dari Natalia bahwa Natalia kini bekerja di perusahaannya sendiri.Dan terlebih lagi Natalia diterima bekerja menempati posisi rendah yaitu sebagai OB. Ini sungguh miris tetapi Marlon tidak bisa bertindak apapun saat ini.Tidak mungkin Marlon akan mengatakan pada Natalia bahwa perusahaan Adi Jaya adalah perusahaan miliknya, itu akan membuat dia shock. Masih mending jika Natalia percaya lalu memaafkannya karena selama ini telah berbohong sebagai orang biasa tetapi bagaimana jika Natalia justru berbalik membencinya?Lagi pula hanya Natalia wanita satu-satunya yang mau menerima kekurangan Marlon sebagai orang biasa. Karena memang sebelumnya Marlon pernah beberapa kali dekat dengan wanita sebagai orang biasa, tapi pandangan wanita-wanita tersebut seakan jijik. Wajah tampan Marlon seperti sia-sia saja karena dompetnya kosong.Marlon berniat akan mengangkat posisi Natalia, dari OB agar menjadi lebih baik nantinya. Hanya saja dia memerl
Read more
Dasar Kegatelan
"Natalia?" ulang Marlon sekali lagi. Melly mengangguk dengan pasti."Benar, Boss. OB yang biasa membersihkan ruangan ini sudah mengambil cuti untuk beberapa hari ke depan karena orang tuanya meninggal dan rumahnya di kampungnya, Boss," lapor Melly.Marlon mengangguk mengerti."Aku ingin OB laki-laki yang membersihkan ruangan ini, bukan OB baru yang kamu maksud itu. Bisa-bisa dia bikin kekacauan di ruanganku," ucap Marlon memberikan perintah."Tapi, Boss. Bukankah tak masalah meskipun anak baru tapi OB itu sangat cekatan bekerja. Bahkan hingga pagi ini dia sudah membersihkan lebih dari 10 ruangan dengan gesit dan tentunya sangat bersih, untuk itu kepala OB me___" Bantahan Melly terpotong tatkala Marlon membuka suara yang lagi-lagi membuat Melly heran."Apa? 10 ruangan?" Marlon melirik jam tangannya, padahal baru beberapa jam para karyawannya efektif masuk jam kerja.'Dia terlalu bersemangat untuk bekerja, aku jadi tidak tega,' batin Marlon."Iya benar. Ada apa, Boss?" Melly menampilka
Read more
Sudah Puas Kakak?
"Ehh, Non Tania. Kenapa balik lagi? Kenapa gak gabung dengan tuan, nyonya dan non Sarah di taman belakang?" tanya bibi yang hampir bertabrakan dengan Tania, adik Sarah. Tanpa menjawab, Tania melewati pembantu yang menyapanya barusan. Wajahnya terlihat begitu kesal, pembantu itu hanya bisa diam tanpa berani membuka suara lagi. Dia sudah hafal dan memaklumi tabiat Tania yang kadang seperti anak kecil tapi terkadang juga cukup dewasa. Yang jelas masih labil. Sebenarnya dia tidak ingin ambil pusing dengan tingkah majikannya yang satu itu tapi tidak dengan menyembunyikan wajah kebingungannya. "Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa sepertinya non Tania begitu kesal setelah ana non Sarah?" monolog pembantu tersebut. Namun, setelah itu dia tidak lagi memikirkan sikap majikan kecilnya yang sebenarnya sudah berumur 22 tahun itu, dia pun meneruskan perjalanan membawa baki berisi minuman dan juga cemilan untuk dibawanya menuju taman belakang. "Maaf ... mengganggu waktunya sebentar, Tuan, Nyonya
Read more
Tania Berharap
Deg! 'Apa yang terjadi?' tanya Sarah dalam hati. Sarah melihat mata Sarah sudah berkaca-kaca, rupanya ada yang Sarah terlewatkan di sini. Sarah mendekati ranjang tempat Tania berada."Apa yang kamu bicarakan, Tania?" tanya Sarah, tangannya terulur hendak menyentuh kepala Tania. Sarah ingin mengelus rambut adik kecilnya itu yang kini sudah sama-sama dewasa. Sarah masih ingat bagaimana dulu mereka melewati hari-hari bersama-sama dari kecil hingga akhirnya saat Sarah masuk kuliah harus berpisah dengan Tania karena Sarah harus melanjutkan studinya ke luar negeri. Begitupun juga dengan Tania. Saat Sarah sudah kembali ke tanah air karena telah menyelesaikan studinya dengan baik, hanya beberapa saat saja Sarah bertemu Tania. Tania bergantian harus terbang ke luar negeri untuk masuk kuliah, sedangkan saat itu Sarah langsung dijodohkan dengan Marlon. Semua itu sudah berlalu, 3 tahun yang lalu dan kini mereka sama-sama di tanah air bersama kedua orang tuanya. Tania menghindar saat Sarah h
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status