Sherly berlari, menerjang kerumunan tanpa peduli pada sorot mata yang mengarah padanya. Seolah tak ingin melepaskan mangsanya, ia langsung menabrak tubuh tegap pria itu dari belakang. Membuat pria itu terhuyung sesaat, nyaris kehilangan keseimbangan.Tanpa ragu, Sherly memeluk punggungnya dengan erat. Seakan waktu berhenti.Tubuh pria itu menegang. Ia menoleh perlahan, dan sorot matanya dingin, tajam, seperti pisau yang sudah terlalu lama disimpan dalam darah.“Albert,” bisik Sherly, suaranya lirih tapi penuh luka. Kerinduan dan benci dan dendam, tersimpan di dalam hatinya.“Apa kau tahu, aku sangat merindukanmu.”Albert mencoba menarik tangan wanita itu dari tubuhnya, namun Sherly tidak melepaskannya. Napasnya tercekat, namun ia tetap bersandar, meski tahu bahwa cinta itu telah menjadi sesuatu yang tidak pantas. Ia hanya berkedok mencintai, demi bisa mencapai tujuannya.“Apa kau lupa ini tempat umum?” suara Albert rendah, namun bergetar seolah emosi yang terkekang. “Orang-orang menat
Terakhir Diperbarui : 2025-06-02 Baca selengkapnya