Reiner membuka pintu rumah orang tuanya dengan napas panjang yang terasa berat. Langkahnya mantap, tapi sorot matanya menyimpan ketegangan. Begitu memasuki ruang tamu, kedua orang tuanya sudah menunggu. Ibunya duduk anggun dengan secangkir teh di tangannya, sementara ayahnya berdiri di dekat rak buku, menyilangkan tangan dengan ekspresi wajah datar. Tanpa mau bertele-tele, Reiner langsung berkata, “Ayah, Ibu, maaf... Aku tidak bisa melanjutkan rencana perjodohan ini. Aku akan menikah dengan Karina.” Cangkir teh hampir jatuh dari tangan sang ibu. Ayahnya melangkah maju dengan sorot mata yang tajam. “Reiner! Mau berapa kali kau akan mempermalukan keluarga ini, hah?!” “Aku tidak berniat untuk mempermalukan siapa-siapa,” jawab Reiner tenang, meski nadanya tegas. “Aku hanya memilih sendiri jalan hidupku. Maaf, aku tahu ayah dan ibu kecewa lagi untuk keputusanku ini. Tapi, aku janji, kali in
Terakhir Diperbarui : 2025-07-13 Baca selengkapnya