Hari ini, minggu pertama pernikahan kami, rasanya seperti berjalan diatas serpihan kaca Setiap langkah menggores diam-diam, tanpa suara, tapi berdarah juga pada akhirnya.Kami memang tinggal satu atap, satu kamar, tapi tidak benar-benar bersama. Ada batas tak kasat mata yang terus memisahkan aku dan Amara. Dia masih memanggilku "Kakak."Bukan "suami." Dan aku tidak pernah menuntut untuk disebut begitu.Minggu pertama ini bahkan aku masih memilih tidur di sofa kamar kami, memberikannya ruang untuk beradaptasi dengan kehilangan, bukan dengan kehadiranku. Aku tahu, bagi Amara, kepergian Arsen masih terlalu segar. Dan kehadiranku, meski sah secara hukum dan restu, masih terasa seperti pengkhianatan terhadap masa lalu.Kadang-kadang aku terbangun tengah malam dan mendengar isaknya. Suara pelan yang ia tahan dengan bantal, agar dunia tak tahu ia sedang rapuh. Tapi aku tahu. Aku melihat bahunya bergetar, tubuhnya membungkuk menahan pecah, sementara bayi kecil di pelukannya tetap tertidur le
Last Updated : 2025-06-24 Read more