Hari ini mood Andini jelek. Bukan tanpa alasan, teleponnya terus berdering. Bukan nomor dari Dewa ataupun orang terdekatnya. Namun setelah ia membuka pesan singkat, ia kaget karena orang yang berusaha menghubunginya–hampir lima puluh kali itu ternyata mantan kekasihnya. Bima.“Din, kenapa gak diangkat? Kayaknya penting deh, sampe terus nelepon,” ujar Rika yang kebetulan duduk di samping Andini. Mereka sedang duduk berdua seperti biasa di taman kampus yang adem dan nyaman buat nongkrong.Andini mendesah pelan. “Males banget, gak penting. Eh, aku pulang duluan ya,”“Yep. Hati-hati di jalan! Aku masih nungguin Sari. Kamu mau hangout ke mall. Mau ikut gak?”Andini menggeleng cepat. “Bye!”Saat Andini melangkah keluar dari taman lalu berjalan menuju gerbang kampus, sosok yang tak ingin ia temui malah muncul.“Please, aku terbang ke sini cuman ingin bicara sama kamu. Penting banget, Andini,” ucap Bima dengan wajah yang memelas. Namun di mata Andini, ia ingin menimpuk kepalanya dengan vas bu
Terakhir Diperbarui : 2025-07-03 Baca selengkapnya