Tinggal di rumah Keluarga Kusuma tampaknya menjadi pilihan yang bagus untuk Aura saat ini. Dari segala sisi, ini memang menguntungkan dirinya.Melihat Parviz masih termenung, Aura akhirnya membuka mulut. "Kakek Parvis, jangan bicara begitu lagi."Aura berkata dengan tenang, "Aku setuju, hanya saja gajinya nggak perlu. Lagi pula, aku sudah dapat tempat tinggal. Apalagi Pak Roy sudah menyelamatkan nyawaku. Kalau sampai minta gaji, malah terkesan aku terlalu menuntut."Aura memang orang yang selalu membalas budi, begitu pula jika punya dendam.Parviz menoleh padanya, matanya menampakkan kilatan nakal. Aura menangkap kilatan itu, tampak tidak berdaya. Meskipun usianya sudah tua, Parviz tetap bisa terlihat menggemaskan.Suasana di antara mereka cukup hangat. Namun, baru saja Aura berbicara, terdengar suara seorang pria paruh baya dari belakang. "Ayah!"Jayden melangkah maju. Matanya yang tajam menyapu Aura sebentar, lalu jatuh pada Parviz. Dia menunduk dan berkata, "Ayah, sekarang kondisimu
Read more