Share

Permainan Licik

last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-03 15:42:20

Nazharina sedang sibuk merapikan deretan gaun di rak ketika suara tinggi seorang wanita menggelegar di seluruh butik.

"Ini tidak bisa diterima! Kalian pikir aku bodoh?"

Seluruh butik mendadak hening. Beberapa staf langsung menoleh ke arah sumber suara. Seorang wanita dengan pakaian mahal dan tas bermerek berdiri di depan kasir dengan ekspresi marah. Ia mengacungkan secarik struk belanja ke arah Shelby, yang berdiri di belakang meja kasir dengan ekspresi pura-pura terkejut.

Nazharina merasa jantungnya berdebar saat menyadari siapa pelanggan itu.

Nyonya Dee.

Salah satu pelanggan VIP yang terkenal perfeksionis dan tidak segan-segan mengkritik jika ada sedikit saja kesalahan dalam pelayanannya.

Shelby menoleh ke arah Nazharina dengan ekspresi prihatin yang dibuat-buat. "Oh, Nyonya Dee, mungkin ada sedikit kesalahan. Tapi saya yakin bukan niat staf kami untuk membuat Anda merasa tidak nyaman," katanya manis.

Nyonya Dee tidak terpengaruh. "Aku mau jawaban! Bagaimana bisa gaun yang harganya di label lima juta tiba-tiba dikenakan enam juta lima ratus ribu saat di kasir?!" Matanya langsung menatap Nazharina. "Dan kau! Bukankah kau yang melayaniku tadi?"

Nazharina menelan ludah. "Saya memang yang melayani Anda, Nyonya. Tapi saya selalu memeriksa harga sebelum transaksi. Bisa jadi ini hanya kesalahan sistem—"

"Omong kosong!" potong Nyonya Dee tajam. "Jangan berani-berani menyalahkan sistem butik ini atas ketidakbecusanmu!"

Beberapa pelanggan lain mulai berbisik-bisik, membuat situasi semakin tidak nyaman.

Shelby menutup mulutnya dengan tangan seolah terkejut. "Oh tidak... Nazharina, kau tidak mungkin menukar label harga, kan? Sistem tidak mungkin salah. Jadi ini pasti karena label harganya tertukar," katanya dengan nada manis tetapi penuh tuduhan terselubung.

Nazharina langsung menoleh ke arah Shelby, merasakan kemarahan perlahan membuncah di dadanya. Shelby sudah merencanakan ini. Pasti dia yang menukar label harga sebelum pelanggan membeli gaun itu.

Namun sebelum Nazharina bisa membela diri, sebuah suara laki-laki terdengar dari sisi ruangan.

"Tunggu dulu. Sepertinya ada yang tidak benar di sini."

Semua mata langsung tertuju pada pria yang melangkah maju dari bagian tengah butik.

Ia tinggi, mengenakan setelan kasual tetapi tetap terlihat mahal. Rambutnya hitam sedikit berantakan, tetapi memberi kesan santai yang elegan. Rahangnya tegas, dan matanya tajam saat menatap ke arah Nyonya Dee dan Shelby.

"Kesalahan seperti ini seharusnya diselidiki lebih dulu, bukan langsung menyalahkan staf," katanya dengan tenang tetapi penuh wibawa.

Nyonya Dee menatap pria itu dengan ekspresi tidak sabar. "Dan Anda siapa?"

Pria itu tersenyum tipis. "Hanya pelanggan yang kebetulan mendengar bagaimana Anda memperlakukan seorang staf tanpa bukti yang jelas."

Shelby terlihat gelisah.

Nazharina menatap pria itu dengan rasa penasaran. Ia tidak mengenalnya, tetapi pria itu berbicara seolah benar-benar ingin membelanya.

"Saya sering berbelanja di butik-butik mewah," lanjut pria itu. "Dan saya tahu betul bahwa staf dilatih untuk memastikan harga sebelum transaksi. Jika terjadi kesalahan, ada dua kemungkinan: pertama, ada kesalahan sistem. Kedua, seseorang sengaja menukar label harga."

Mata pria itu menatap lurus ke arah Shelby.

Shelby tersentak, lalu cepat-cepat memasang ekspresi tidak bersalah. "Tentu saja kami akan menyelidiki ini lebih lanjut..."

"Bagus," kata pria itu. "Karena sebelum menyalahkan seseorang, lebih baik memastikan siapa yang benar-benar bersalah, bukan?"

Nazharina masih berdiri terpaku, belum sepenuhnya bisa memproses apa yang baru saja terjadi. Tetapi satu hal yang jelas—pria ini baru saja menyelamatkan dirinya dari situasi yang bisa merusak reputasinya.

Dan Shelby jelas tidak menyukainya.

Pria itu mengalihkan pandangannya ke arah Nyonya Dee. Tatapannya tajam, tidak terintimidasi sedikit pun oleh kemarahan wanita tersebut.

"Jika kita ingin menyelesaikan masalah ini dengan adil," katanya, "maka kita perlu melihat bukti lebih dulu." Ia kembali menatap Shelby dengan tatapan curiga.

Shelby tersentak, ekspresinya berubah sesaat sebelum kembali mengontrol dirinya.

"Tentu saja," katanya dengan nada santai, tetapi ada ketegangan halus dalam suaranya. "Kami bisa memeriksa ulang sistem untuk memastikan apakah ada kesalahan pencatatan."

Pria itu tersenyum tipis. "Menarik sekali."

Shelby mengerjap. "Apa maksud Anda?"

Pria itu melangkah lebih dekat ke meja kasir. "Karena tadi, saat tuduhan ini masih diarahkan ke staf baru, Anda terlihat sangat yakin bahwa ini bukan kesalahan sistem. Tapi sekarang, begitu ada kemungkinan seseorang lain yang bertanggung jawab, Anda justru mulai menyalahkan sistem. Bukankah itu aneh?"

Ruangan terasa lebih hening. Bahkan beberapa pelanggan yang tadinya hanya mengamati kini mulai memperhatikan dengan lebih serius.

Shelby membuka mulutnya, lalu menutupnya lagi, jelas sedang mencari cara untuk keluar dari situasi ini. "Saya hanya tidak ingin menuduh siapa pun tanpa bukti."

Pria itu mengangguk pelan. "Itu bagus. Tapi kalau begitu, kenapa Anda tadi langsung membiarkan staf baru ini dituduh tanpa bukti?"

Shelby menggigit bibirnya. Ia jelas tidak menyangka pria ini akan begitu kritis.

Mira, kasir butik, yang sejak tadi diam, akhirnya ikut bicara. "Sebenarnya... kita bisa mengecek kapan perubahan harga terakhir dilakukan."

Shelby menegang. Wajahnya pucat pasi.

Nazharina melihat bagaimana ekspresi wanita itu berubah.

Mira mulai mengetik di sistem. Beberapa detik kemudian, ia mendongak. "Perubahan harga terakhir terjadi sekitar satu jam yang lalu. Dan hanya staf yang memiliki akses ke sistem yang bisa melakukannya."

Pria itu melipat tangannya. "Siapa saja yang memiliki akses tersebut?"

Mira tampak ragu, lalu melirik ke arah Shelby.

Shelby buru-buru tersenyum. "Tentu saja, saya juga memiliki akses. Tapi saya tidak mungkin mengubah harga tanpa alasan, kan?"

"Apakah ada staf lain yang mengubah harga selain Anda dalam beberapa jam terakhir?" tanya pria itu lagi.

Mira mengecek sistem, lalu menggeleng. "Tidak ada."

Mata pria itu kembali menatap Shelby. "Jadi, jika satu-satunya orang yang bisa mengubah harga adalah Anda, dan tidak ada orang lain yang melakukannya hari ini... bukankah itu berarti—"

"Saya tidak melakukannya!" Shelby buru-buru memotong.

Suasana makin memanas.

Shelby tampak panik. "Ini pasti kesalahan sistem! Kasir juga seharusnya mengecek ulang harga sebelum transaksi! Bisa saja ada kesalahan entri sebelumnya!"

"Tapi bukankah tadi Anda bilang sistem tidak mungkin salah?" tanya pria itu, suaranya penuh sindiran halus.

Nazharina merasakan sesuatu yang mirip kepuasan saat melihat Shelby akhirnya terpojok. Tetapi ia tahu, Shelby bukan orang yang mudah dikalahkan.

Nyonya Dee menatap tajam ke arah Shelby. "Jadi? Apakah ini kesalahan sistem, atau kesalahan staf? Karena kalau ini kesalahan staf, aku ingin tahu siapa yang bertanggung jawab."

Shelby terlihat berpikir keras, mencari cara untuk menyelamatkan dirinya sendiri.

Nazharina tahu bahwa ini akan menjadi perdebatan yang alot. Shelby masih memiliki celah untuk lolos.

Shelby tampak berpikir keras, matanya berputar mencari jalan keluar. Seluruh butik menunggu jawabannya.

Lalu, dengan ekspresi yang dibuat-buat, Shelby menghela napas dan meletakkan tangan di dadanya, seolah merasa sangat bersalah. "Saya... saya benar-benar tidak tahu bagaimana ini bisa terjadi, Nyonya Dee," katanya dengan suara lirih. "Mungkin ada kesalahan kecil saat saya memeriksa sistem tadi pagi. Saya bisa bersumpah bahwa saya tidak pernah bermaksud menipu pelanggan."

Nazharina mengepalkan tangannya. Sungguh jawaban yang cerdik. Shelby tidak menyangkal, tetapi juga tidak mengakui secara langsung. Ia menggunakan kata-kata yang terdengar seperti permintaan maaf tanpa benar-benar bertanggung jawab.

Nyonya Dee menyipitkan matanya. "Jadi, kau mengakui bahwa kau yang mengubah harga?"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Terjebak Cinta dan Gairah Mantan Suami    Yang Dijaga, Yang Disembunyikan

    Kinoshita melanjutkan, suaranya pelan, nyaris seperti bisikan malam. “Aku juga pernah dengar... dari salah satu mantan rekan kerja kita di butik. Katanya... Nyonya Clara pernah datang dan meminta maaf padamu, atas insiden tuduhan gila itu.”Nazharina mengangguk perlahan. “Itu benar. Tapi aku tidak pernah tahu apa yang membuatnya tiba-tiba berubah.”Kinoshita mencondongkan tubuh. “Desas-desus bilang, ada seseorang berpengaruh yang menampar Nyonya Clara dan mengancam jabatan suaminya. Katanya, kalau dia tidak meminta maaf padamu, suaminya akan kehilangan posisi penting di dewan pemilik saham perusahaan.”“Aku...” Nazharina tampak terpukul, “Aku tidak tahu soal itu.”“Dan... tak lama setelah itu, Shelby juga dipecat. Mendadak. Tanpa penjelasan.”Hening.Kinoshita menatapnya tajam, tapi dengan kelembutan yang tak bisa disangkal. “Apa kau tak merasa semua ini bukan kebetulan? Bahwa mungkin... selama ini, Tuan Arian menjagamu dari jauh?”Nazharina masih

  • Terjebak Cinta dan Gairah Mantan Suami    Tawa, Luka dan Masa Lalu

    Nazharina langsung menyikut Arian dengan lembut. “Arian...”Tapi Arian justru mengangkat bahu. “Hanya bercanda.”“Astaga...” Kinoshita menutup wajah dengan kedua tangan. “Saya bersumpah demi kucing saya, saya tidak lihat apa-apa!”“Sayang sekali,” sahut Arian ringan.Nazharina nyaris menjatuhkan mapnya karena tertawa tertahan.Arian bersandar ringan pada counter, mendekatkan wajahnya sedikit. “Tapi tentu saja, masalah pelanggaran area terbatas bukan perkara kecil. Bisa saja... berujung pada sanksi. Atau bahkan... pemecatan.”Kinoshita menarik napas panjang seperti baru keluar dari kolam es. “Tuan Arian... saya mohon... jangan main-main soal pemecatan. Saya masih punya cicilan, kucing, dan... harga diri.”Arian tertawa. Benar-benar tertawa.Itu tawa rendah, hangat, dan—membuatnya tampak manusiawi. Tak ada kesan superioritas. Tak ada tekanan.“Tenang. Aku tidak akan memecatmu,” katanya, melirik Nazharina sekilas. “Tapi... aku akan mempertim

  • Terjebak Cinta dan Gairah Mantan Suami    Kinoshita dan Fakta Tak Terlupakan

    Maxime tertawa. “Kau terlalu banyak diam. Setidaknya sekarang aku tahu alasannya. Coba tebak, Nazh… saat kau tak muncul ke kantor, semua orang mengira kau sedang dalam misi rahasia. Ternyata misinya... bernuansa kasur.”Nazharina hampir tertawa, tapi memilih tetap menjaga wajah dinginnya. “Aku tak akan membahas ini.”“Tentu tidak. Tapi izinkan aku mengingatkan—gosip kantor lebih kejam dari kenyataan. Dan kau baru saja memberi mereka materi untuk seminggu penuh.”Nazharina menyipitkan mata. “Aku akan pasang batas, Max.”“Bagus. Karena kalau tidak, aku khawatir ruangan ini akan berubah jadi ruang konsultasi pranikah... atau—”“Cukup,” potong Nazharina, meski suaranya terdengar terlalu lembut untuk terdengar mengancam.Maxime mengedip jahil. “Oke, Nyonya yang setengah-resmi. Tapi satu hal terakhir...”Nazharina menoleh malas. “Apa lagi?”Maxime mengangguk ke arah perutnya. “Kalau tiba-tiba kau mulai mual-mual, aku akan jadi orang pertama yang men

  • Terjebak Cinta dan Gairah Mantan Suami    Nazharina Sudah Kembali

    Pintu kaca buram itu terbuka tanpa ketukan. Maxime menyelip masuk dengan gaya seenaknya, satu tangan membawa dua cangkir kopi. Senyum jahil langsung mengembang begitu melihat Arian sedang berdiri di dekat jendela, dengan senyum kecil yang tidak biasa.“Ini untukmu, Bapak CEO yang sedang mabuk asmara,” kata Maxime sambil meletakkan kopi di meja Arian.Arian hanya melirik, tak bereaksi. Tapi Maxime tahu betul, sikap datar itu hanya kedok dari pria yang sedang menyembunyikan sesuatu.“Pagi yang cerah, bukan?” sindir Maxime sambil menjatuhkan diri ke sofa. “Tapi sepertinya cuaca di kamarmu lebih panas dari kemarin.”Arian hanya menggeleng, melirik sekilas. “Apa kau selalu punya waktu untuk urusan pribadi orang lain?”“Kalau itu melibatkan teman lama dan wanita yang selama ini membuatnya susah tidur, tentu saja,” jawab Maxime santai. “Kau terlalu bersinar hari ini. Matamu bahkan tidak sekaku biasanya.”Arian kembali ke mejanya. “Max.”“Aku serius. Kau d

  • Terjebak Cinta dan Gairah Mantan Suami    Bosku, Mantanku, Masalahhku

    "A-Astaga, Kinoshita! Berhenti!" seru Nazharina panik, mengejar langkah cepat temannya yang langsung menuju lorong kamar.Tapi terlambat.Kinoshita sudah sampai di depan pintu kamar yang terbuka sedikit, dan apa yang dilihatnya membuat dia terdiam membeku.Di dalam, Arian duduk santai di tepian kasur, hanya mengenakan celana panjang, dada bidangnya telanjang, rambutnya berantakan dengan cara yang sangat... sangat intim.Kinoshita menutup mulutnya erat-erat, menahan teriakan. Matanya membulat seperti piring. Ia mundur cepat, membentur dinding dengan bunyi 'duk' kecil.Nazharina buru-buru menarik lengannya, menyeretnya keluar sebelum Arian sempat sadar.Mereka berdua jatuh ke sofa, napas memburu."Nazh!" Kinoshita akhirnya bersuara, setengah berbisik, setengah menjerit. "Kau tidur dengan Tuan Arian!"Nazharina memejamkan mata, mengutuk nasibnya."Aku bisa jelaskan semuanya," desahnya, berusaha terdengar tenang."Astaga, astaga..." Kino

  • Terjebak Cinta dan Gairah Mantan Suami    Jejak di Kulit, Luka di Hati

    Arian membalik tubuh Nazharina, mencium tulang belakangnya dengan lembut, lalu kembali mengisinya, kali ini lebih dalam, lebih perlahan, seolah ingin membuat malam itu bertahan selamanya.Nazharina mengerjap pelan, berusaha mengatur napas yang masih memburu. Tubuhnya terasa lemas, nyaris tak bisa bergerak, tapi kehangatan aneh menyelimuti hatinya.Lengan kekar itu menariknya kembali ke dalam pelukan. Kulit panas mereka kembali bersentuhan, membangkitkan bara yang belum sepenuhnya padam."Kau pikir aku puas hanya sekali?" bisik Arian di telinganya, suaranya serak dan berat oleh hasrat yang belum reda.Nazharina menggeliat kecil, mencoba berpaling, tapi Arian sudah membalik tubuhnya hingga kini ia menatap pria itu. Wajah Arian berada sangat dekat, matanya menatap dengan dalam."Aku ingin melihatmu lebih jelas," gumam Arian, mengusap helai rambut yang menempel di pipi Nazharina.Sebelum Nazharina bisa membalas, Arian kembali menunduk, mencium bibirnya perl

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status