Sehari sebelum hari pernikahan yang dinantikan, udara Boston terasa berbeda, seolah ikut merayakan kebahagiaan Hazel. Dua hari terakhir, ia tidak tinggal di rumah Xavier. Sebagai tradisi, ia beristirahat di apartemen mewah yang juga milik Xavier, namun untuk sementara waktu, pria itu “dilarang” menemuinya. Salah satu ruangan apartemen itu dipenuhi balon, pita, dan tawa hangat. Malam ini adalah malam terakhir Hazel sebagai seorang lajang. Gaun pengantin Hazel tergantung anggun di ruangan khusus, dipajang di balik kaca. Cahaya lampu kristal membuat butiran berlian yang menghiasi gaun itu berkilauan seperti bintang yang jatuh ke bumi. Hazel berjalan pelan mendekat, jantungnya berdetak cepat. “Besok... aku akan mengenakanmu,” bisiknya lirih, ujung jarinya menyusuri permukaan gaun putih itu dengan hati-hati, seakan takut merusak keindahannya. Sepupunya yang riang sempat bertanya, “Bagaimana rasanya, Hazel, tahu besok statusmu berubah?” Hazel tersenyum, matanya berkilat. “Mendebarkan...
Last Updated : 2025-08-23 Read more