Begitu pintu paviliun tertutup dan langkah kaki Raeshan menghilang di kejauhan, Elina tetap diam di tempat. Sekar hendak mendekat, tapi Elina mengangkat satu tangan lemah sebagai isyarat agar menjauh.Beberapa detik hening berlalu.Lalu, dari balik wajah pucat dan tubuh yang gemetar, muncullah senyum.senyum dingin, tajam, dan sangat tipis disudut bibir Elina.Dengan pelan, Elina menyingkap kain perban di kakinya, memperhatikan luka bakar yang mulai mengering dengan bantuan salep mahal dari Raeshan."Mereka sudah bersimpati padaku," gumamnya.Sekar mengangguk. Ia sudah tahu semua ini sejak awal.“Rencana kita berhasil, Putri,” bisiknya. “Pangeran Kael membela anda seperti yang anda perkirakan. Dan sekarang, Pangeran Raeshan mulai menjauh dari Permaisuri karena tidak ingin kalah saing pangeran Kael.”Elina tersenyum tipis. “Satu langkah lagi. Liora akan kehilangan pijakannya di istana dan aku akan punya ruang bernapas.”Sekar duduk di sisi ranjang, membasuh luka Elina dengan lembut. “T
Terakhir Diperbarui : 2025-05-26 Baca selengkapnya