All Chapters of Penderita Kanker Jadi Manusia Super: Chapter 91 - Chapter 100

Walker meraih tas yang berat di kakinya dan memimpin jalan. Sambil berlari, dia berbicara ke radio dan menjelaskan apa yang telah terjadi. Dia tak ingin timnya salah mengira Azzam sebagai salah satu penjahat.Mereka melesat menembus batu-batu besar, menyusuri sisi barat lapangan dengan ujung depan awan yang mengembang di belakang mereka. Mereka berbelok ke arah Little Smokey tepat saat awan itu melesat maju dalam jalur zig-zag yang telah diprogram, masih menyemburkan asap dari cerobong di belakangnya.Azzam melindungi mereka yang mundur, mengamati kabut dengan AK-47 di tangan kanannya yang sehat.Berhati-hati menghindari jalur ATV yang mudah ditebak, Walker menarik ranjau antipersonel claymore pertama dari tujuh ranjau dan menancapkannya ke tanah, memastikan sisi cembungnya—yang ditandai sisi ini menghadap musuh—diarahkan ke arah pasukan Battista. Karena fungsi inframerah claymore tidak berfungsi di dalam kabut yang diselimuti grafit, ia meregangkan kawat tripwire berpegas hingga sep

Tidak seperti gambar perimeter yang terukir, bentuk-bentuk ini timbul dengan berbagai tekstur dan warna cerah. Bagi kebanyakan orang, bentuk-bentuk itu akan terlihat tidak masuk akal, seperti gambar awan atau manusia salju karya anak-anak atau hamburan titik-titik timbul dan lekukan halus yang tampak acak. Tetapi bagi otak sinestetik Khaled, tekstur, warna, dan bentuk setiap pola mewakili angka yang berbeda. Beberapa angka hanya beberapa digit, tetapi beberapa sangat besar, dan semuanya bilangan prima.Dia baru menyadarinya tak lama setelah melihat foto-foto itu di kantor Dominic. Namun, yang tak mampu dia pecahkan meskipun kemampuan mentalnya sudah maju, adalah teka-teki di balik angka-angka itu, pola yang akan memecahkan teka-teki itu.Ada teka-teki di sini. Ia yakin akan hal itu.Tambalan di sekitar persegi tiga inci di tengah objek itu relatif dalam, seolah-olah tersisipkan. Tidak ada ukiran. Ketika dia mencondongkan badan ke atasnya, Khaled bisa melihat bayangannya di permukaanny

Dominic meludah ke tanah dan menyerbu sepanjang dinding di bawah mural, tangannya dengan liar menunjuk beberapa gambar yang lebih mengerikan. “Ini adalah warisan Barat, warisan keserakahan, penaklukan, pengkhianatan, dan teror yang berlanjut hingga hari ini.” Ia berjalan dan berdiri di hadapan Khaled di sisi lain obelisk. Ia menepukkan kedua tangannya ke permukaan dan mencondongkan tubuh ke depan, tatapannya mengancam, suaranya menggelegar.“Kami bukan teroris dalam cerita ini. Kalianlah! Dan orang-orang beriman tidak akan menoleransinya lagi. Kami tidak akan beristirahat sampai satu agama yang benar berkuasa. Kami berjuang atas nama Allah, dan perang hanya dapat dimenangkan dengan menyerang jantung Setan Besar!”Khaled melirik arlojinya. Sembilan menit lagi. Dengan keberuntungan, teman-temannya sudah keluar sekarang.“Pidato yang bagus,” kata Khaled. "Tapi kau masih belum menjawab pertanyaanku. Apa kau sudah memecahkan teka-tekinya?"Bayangan lain menari-nari di mata Dominic. Tatapann

Khaled menatap kosong ke arah piramida, tak menyadari Dominic dan orang-orang di sekitarnya."Mereka datang. Gara-garaku, kita semua mati. Semua orang. Di mana-mana. Mati."Dominic menampar muka Khaled dengan punggung tangannya."Apa yang kau bicarakan?"Khaled menepis pukulan itu. Dia memilah-milah gambar dan informasi yang telah tercecer di otaknya. Rasa putus asa yang luar biasa akhirnya membuka jalan untuk menerima takdirnya meski hatinya ingin menolak.Takdir dunia. Setelah beberapa saat, dia mencondongkan tubuh ke depan dan berbisik dengan nada konspirasi, "Tidakkah kalian lihat? Tidakkah kau dengar?"Dominic tidak menjawab, jadi Khaled melanjutkan. "Objek ini adalah kios, salah satu dari beberapa kios yang ditempatkan di seluruh dunia untuk menentukan kapan kecerdasan manusia telah mencapai tahap di mana kita mungkin mampu melakukan perjalanan antarbintang."Potongan-potongan teka-teki kini mulai menyatu di ben

Karena Eric telah menonaktifkan sistem komunikasi di dalam gua, Khaled harus keluar agar dia bisa menghubungi pesawat melalui radio dan memperingatkan mereka tentang Ahmad. Dia mempercepat langkahnya sewaktu mendengar suara gemuruh tak jauh di depannya. Tanah di bawah kakinya bergetar. Awalnya dia mengira itu bom termal milik Jack yang meledak lebih awal, tetapi suara dan getarannya menghilang terlalu cepat. Bau belerang seperti telur busuk dari gas alam tercium melewatinya, semakin pekat saat dia berlari ke depan.Lantainya rata, dan dia meluncur di tikungan tajam menuju koridor besar. Khaled menggerakkan senternya maju mundur untuk menemukan arah di kegelapan pekat. Ini adalah terowongan utama tempat pertama dia jatuh. Terowongan sempit yang hampir menjebaknya berada di sebelah kanannya, dan pintu keluar utama fasilitas itu ada di sebelah kirinya. Dia maju tiga langkah menuju pintu keluar dan membeku.Sebuah lubang menganga membentang di seluruh lantai terowongan, ba