Guntur terbaring di tanah, bahunya robek, napasnya pendek-pendek, dan tubuhnya mulai dingin. Darah segar terus merembes, membasahi tanah hutan. Kekuatan fisiknya, yang selama ini menjadi andalan, kini tak berdaya menghadapi luka yang dalam.Rajendra segera berlutut di sampingnya. Tangannya memeriksa luka itu dengan tenang, tanpa ada sedikit pun rasa jijik atau gentar melihat darah. Sorot matanya tajam, fokus, tak goyah sedikit pun oleh darah yang menetes dari tubuh bawahannya itu."Aku butuh Daun Seribu, Getah Pohon Mur, dan Akar Kunir," ucap Rajendra, suaranya tenang namun jelas, mengarahkan pandangannya ke prajurit lain.Beberapa prajurit saling pandang, bingung. Nama-nama tanaman itu tidak asing, namun mereka tak tahu persis wujudnya atau di mana menemukannya."Maksudnya, daun, getah, dan akar, apa Yang Mulia? Yang seperti apa?" tanya Tama, mewakili kebingungan mereka.Rajendra menoleh, ekspresinya serius. "Aku melihat semuanya saat berjalan ke sini. Semuanya tumbuh liar di sepanja
Dernière mise à jour : 2025-06-04 Read More