POV ReihanAku duduk di ruang rapat, tapi pikiranku jauh dari presentasi yang sedang berjalan saat ini. Biasanya, tempat ini adalah wilayah perang bagiku, tatapan tajam, kepala penuh ide-ide brilian yang siap aku lancarkan kapan saja. Tapi hari ini beda. Mataku cuma menatap layar, tapi otakku malah berantakan.“Reihan?” suara Fadel menyadarkan aku dari lamunan.Aku menoleh, menemukan sahabat lama aku duduk santai di seberang meja. Untung saja Fadel yang ada di sini, kalau tidak, bisa-bisa aku disoraki gara-gara tidak fokus.“Lo nggak dengar gue, ya?” dia menyela sambil menyilangkan tangan.Aku menghela napas panjang. “Iya, maaf, gue lagi nggak bisa fokus.”Dia menatap ku tajam. “Oke, spill. Apa yang bikin lo jadi begini?”Aku terdiam sebentar, lalu bilang dengan pelan, “Rin... dia pergi dari rumah. dan sudah tanda tangan surat cerai.”Fadel mengangkat alis, bukannya kasih solusi tapi malah tertawa kecil.Aku begitu kesal. “Gue cerita serius, kok lo malah ketawa?”“Maaf, bro,” katanya
Huling Na-update : 2025-05-24 Magbasa pa