“Mbak, Mas Teguh enggak akan ke sini lagi kan?” Sari bertanya. Saat ini mereka berada di dapur rumah kecil di pagi berikutnya. Sari datang membawa beberapa makanan sarapan untuk dimakan bersama.“Entahlah, Sar.” Elok menjawab seraya mengangkat bahu. Semalam, setelah kedatangan Damar itu, Teguh pergi begitu saja. Akan tetapi Elok tahu, Teguh belum benar-benar meninggalkan rumah itu. Mungkin saja tidur di suatu tempat."Maaf, boleh saya bantu bersihin ini, Mbak?" suara Sari pelan, tangannya menunjuk piring-piring di meja dapur.Elok mengangguk, "Enggak usah dibawa semua, Sar. Nanti aku bantu."Sari menatap ragu. "Mbak, wajah Mbak pucat banget. Duduk aja dulu. Semalam Mbak enggak tidur nyenyak ya?"Elok menoleh, lalu menarik kursi dan duduk perlahan. Bahunya turun naik menahan napas yang tidak kunjung tenang. Di balik pintu yang tertutup, dunia luar terasa terlalu bising.Dia tidak pernah menyangka bahwa langkah Teguh akan memicu begitu banyak perasaan. Teguh tidak punya tempat khusus
Terakhir Diperbarui : 2025-06-17 Baca selengkapnya