Share

Pulang

Penulis: NawankWulan
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-10 19:53:08

Dimas sudah diizinkan untuk pulang dan berobat jalan. Langit dan Senja pun datang menjemput sekalian mengajak Dimas makan siang bersama. Astuti, perawat khusus yang dipekerjakan Langit untuk papanya menata barang-barang milik bosnya dan menyimpannya ke dalam tas.

Perlahan Senja dan Langit membantu Dimas duduk ke kursi roda. Kedua kaki Dimas masih belum bisa digerakkan dengan normal. Ingatannya pun belum pulih seperti sedia kala, baru beberapa memori yang teringat. Soal Tasya, Dimas baru mengingat tentang pernikahan mereka saja, selebihnya tak ingat apapun.

"Maafkan papa yang belum bisa mengingat semua memori itu, Lang. Papa akan berusaha agar kenangan-kenangan di masa lalu bersama mamamu pun terekam sempurna."

Dimas berujar lirih saat mereka duduk di mobil bersama. Langit sengaja menjemput papanya sendiri tanpa bantuan supir. Dua lelaki itu duduk di kursi depan, sementara Senja dan Astuti di belakang.

"Nggak apa-apa, Pa. Pelan-pelan saja. Jangan terlalu dipaksakan untuk mengingat
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Suami Dadakanku Bukan Pria Sembarangan   Trik Senja vs Sandiwara Tasya

    "Papa sudah tahu semuanya. Kenapa kalian datang ke sini bersama-sama?" tanya Senja pada kedua orang itu. Tasya menatap rivalnya lekat lalu tersenyum sinis saat Senja masih berusaha menetralkan keterkejutannya. "Memori papa belum sempurna. Jadi, kamu jangan pernah bermimpi untuk menghasutnya. Aku tahu bagaimana dia karena sudah tiga tahun kami bersama, sementara kamu hanya menantunya kemarin sore. Jangan belagu!" bisik Tasya saat Senja memunguti satu persatu foto itu. "Ohya? Kita lihat saja nanti siapa yang lebih dipercaya papa. Aku yang baru mengenalnya atau kamu yang sudah tahunan bersamanya," tantang Senja tak mau kalah. Tasya cukup shock melihat tingkat kepercayaan diri Senja yang tinggi itu. Ekspresi yang sebelumnya mengejek dan merasa tak terkalahkan, kini justru berubah drastis. Tasya begitu kesal dan muak, tapi dalam hati sangat khawatir dengan trik-trik yang akan dilakukan Senja selanjutnya. Tasya tahu jika perempuan yang dia anggap kampungan itu bukan lawan yang patut dir

  • Suami Dadakanku Bukan Pria Sembarangan   Dibongkar Senja II

    "Papa jangan marah ya? Sejak papa menikah dengan Mama Tasya, Mas Langit tak pernah pulang ke rumah. Dia benar-benar pergi dan membangun usahanya sendiri. Tak ada hubungan apapun antara Mama Tasya dan Mas Langit sejak saat itu. Sampai akhirnya Mas Langit menikah dengan Senja dua bulan lalu. Sekarang kami sudah bahagia, Pa. Jadi, papa tak perlu khawatir akan terjadi sesuatu antara mama dan Mas Langit. Senja akan menjaga keduanya agar tak terbujuk godaan syetan. Oleh karena itu pula, Mas Langit nggak mau jika kami tinggal satu atap dengan mama. Alasannya karena dia menghormati papa," sambung Senja panjang lebar. Dia berusaha menjelaskan semuanya dengan kata-kata yang baik agar papanya tak terlalu menyalahkan diri sendiri atau justru menyalahkan suaminya. "Apa Langit bilang sama papa kalau saat itu dia kekasih Tasya?" Dimas menatap anak lelakinya. Dia ingin mendengar sendiri jawaban itu dari bibir anaknya. Langit hanya mengangguk pelan lalu mengalihkan pandangan. Dia tak ingin papanya se

  • Suami Dadakanku Bukan Pria Sembarangan   Dibongkar Senja

    "Sudah sampai rumah. Seperti janji kalian tadi, ceritakan sama papa sekarang Kenapa kalian nggak mau tinggal di sini? Apa benar karena mama Tasya?" Dimas kembali menanyakan hal yang sama seperti saat di cafe tadi. Senja dan Langit yang kini duduk di sofa pun saling tatap. Sebenarnya mereka masih ragu apakah harus menceritakan semuanya sekarang yang secara tak langsung memaksa Dimas untuk mengingat semua memori buruk itu. "Papa yakin mau tahu alasannya?" tanya Langit sembari menatap papanya lekat. Dimas mengangguk, tapi saat Langit akan bicara, tangan kanannya digenggam erat oleh Senja. "Mas ...." Senja ragu dan takut jika papanya shock dan kembali sakit mendengar kenyataan itu. "Kenapa? Apa ada hal buruk yang kalian tutupi?" Senja menunduk, sementara Langit masih menunggu keputusan istrinya. "Katakan saja biar papa bisa lebih berjaga-jaga." "Biar aku saja yang cerita, Mas." Senja mengangguk pelan saat Langit kembali menatapnya. "Pa, maaf kalau kesannya Senja ikut campur masalah

  • Suami Dadakanku Bukan Pria Sembarangan   Antara Dimas ,Langit dan Senja

    Dimas memejamkan kedua matanya lalu memijit kening perlahan. Dia belum bisa mengingat semua kenangan di masa lalunya. Hanya potongan-potongan kecil yang sulit dijelaskan. Tiap kali memaksa otaknya untuk mengingat, tiap itu pula rasa sakit itu kembali menyerang. Dimas pasrah, tapi dia juga tak akan pernah menyerah. "Soal mama tirimu ...." Tiba-tiba Dimas menyeletuk. Langit menoleh lagi sebelum lampu lalu lintas menyala hijau. "Papa memang belum mengingat semuanya. Papa hanya ingat kalau kami sudah menikah. Dia memakai gaun berwarna putih gading dengan senyum yang menawan. Selebihnya papa tak ingat apapun, tapi kamu tenang saja, jika memang dia yang kamu maksud, cepat atau lambat akan terbongkar. Meski papa masih amnesia, papa juga merasakan siapa yang tulus dan siapa yang modus. Namun, perasaan saja tak cukup membuktikan jika dia seburuk itu kan? Papa ingin melihat sendiri seperti apa sosoknya. Jika memang dia buruk, percayalah. Serapat apapun bangkai tersimpan, baunya pasti akan men

  • Suami Dadakanku Bukan Pria Sembarangan   Pulang

    Dimas sudah diizinkan untuk pulang dan berobat jalan. Langit dan Senja pun datang menjemput sekalian mengajak Dimas makan siang bersama. Astuti, perawat khusus yang dipekerjakan Langit untuk papanya menata barang-barang milik bosnya dan menyimpannya ke dalam tas. Perlahan Senja dan Langit membantu Dimas duduk ke kursi roda. Kedua kaki Dimas masih belum bisa digerakkan dengan normal. Ingatannya pun belum pulih seperti sedia kala, baru beberapa memori yang teringat. Soal Tasya, Dimas baru mengingat tentang pernikahan mereka saja, selebihnya tak ingat apapun. "Maafkan papa yang belum bisa mengingat semua memori itu, Lang. Papa akan berusaha agar kenangan-kenangan di masa lalu bersama mamamu pun terekam sempurna." Dimas berujar lirih saat mereka duduk di mobil bersama. Langit sengaja menjemput papanya sendiri tanpa bantuan supir. Dua lelaki itu duduk di kursi depan, sementara Senja dan Astuti di belakang. "Nggak apa-apa, Pa. Pelan-pelan saja. Jangan terlalu dipaksakan untuk mengingat

  • Suami Dadakanku Bukan Pria Sembarangan   Jangan Ikut Campur!

    "Kamu baru saja berpisah dengan Mas Adi, Bel. Nggak patut jalan dengan lelaki lain saat masa iddahmu belum selesai," lirih Senja berusaha agar tak terdengar oleh pengunjung lain, termasuk Gilang yang kini masih ngobrol dengan Langit. "Apa kamu sengaja bertemu di sini agar nggak ada yang tahu? Kamu nggak kasihan sama bapak dan ibu?" Senja kembali mengingatkan, berharap adik satu-satunya itu kembali ke jalan yang benar. "Kamu bisa jalan dengan siapapun setelah iddahmu usai, Bel. Kamu--"Stop, Mbak! Jangan pernah campuri urusanku. Mau aku jalan sama si B, si B atau si Z sekalipun itu bukan urusanmu! Urus saja suamimu itu. Dia juga banyak masalah kan? Ngapain ribet mengurusi masalahku. Aku sudah dewasa dan tahu apa yang harus kulakukan untuk masa depanku sendiri. So, jangan berlagak paling peduli dan paling bijak! Aku jijik melihatnya. Paham?!" sentak Abel dengan volume sedang, tapi tetap saja ada beberapa pengunjung cafe yang mendengar dan menoleh ke arah mereka. "Aku memang peduli sa

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status