Lili benar-benar merasa seperti dilempar hidup-hidup ke dalam neraka. Dadanya sesak, napasnya tercekat, pikirannya kacau balau. Ia berlutut di lantai dingin kamar yang dulu menjadi saksi cinta indahnya dengan Zian. Kini, semua hanya tinggal kenangan pahit yang menghujam perih.Tangannya gemetar menutup kedua telinganya erat-erat, berharap suara desahan menjijikkan itu menghilang, tetapi sia-sia. Suara Zian yang dulu membuatnya terlena, kini bagaikan sembilu yang mengoyak hatinya, bercampur dengan erangan Bela, perempuan yang sang suami nikahi tidak tahu malu, seolah menertawakan kehancuran Lili.Air mata Lili jatuh tanpa henti. Ia menundukkan kepalanya dalam-dalam, memejamkan mata serapat mungkin, berusaha mengusir kenyataan pahit. Namun, meski mata tertutup, pikirannya memutar ulang adegan Zian, suami yang amat ia cintai, bercinta dengan perempuan lain di atas tempat tidur mereka.Ingin rasanya Lili kabur. Ingin ia lari menabrak pintu dan meninggalkan semua ini. Namun, pintu dikunci
Last Updated : 2025-06-30 Read more