Tangga batu menurun tanpa ujung, memakan cahaya lentera satu demi satu. Di belakang mereka, gerbang batu perlahan menutup dengan suara retakan keras, seolah memutus mereka dari dunia di atas. Raka, Ayuna, Yunaka, Darma, dan si gadis kecil Luri melangkah hati-hati, hanya ditemani suara detak jantung masing-masing dan napas berat yang berembun. “Lorong ini bukan hanya tempat,” kata Darma dengan suara serak. “Ini... semacam ruang waktu yang patah. Diciptakan oleh Ereth untuk menjebak roh yang terlalu tahu banyak.” Luri, yang berada paling depan, mengangguk pelan. “Ini disebut Koridor Takdir. Di sini... kalian tidak melihat masa lalu. Kalian akan melihat masa depan yang mungkin, atau yang kalian takutkan akan menjadi nyata.” Mereka terdiam. Ayuna menggenggam liontin ibunya erat, Yunaka mencengkeram gagang pedangnya, dan Raka mengatur napasnya. Mereka terus berjalan, lalu mendadak... “Raka…” Suara itu datang dari depan lorong. Bukan Luri. Bukan Darma. Bukan siapa-siapa yang bersa
Terakhir Diperbarui : 2025-07-06 Baca selengkapnya