Langit siang itu cerah, awan menggantung tenang tanpa ancaman panas. Mungkin karena hujan yang turun tiga hari berturut-turut, udara menjadi lebih sejuk dan damai. Tapi damai itu tidak berlaku bagi Amora.Dengan tubuh lemah dan luka yang belum pulih, ia menggerakkan kursi rodanya perlahan. Roda-roda itu berderit halus di atas aspal yang masih sedikit basah. Di tangannya, tak ada peta kertas, hanya kenangan samar dari aplikasi MAPS yang sempat ia lihat ketika paket datanya masih aktif. Sekarang, tanpa GPS dan tanpa siapa pun yang menemani, ia hanya mengandalkan ingatan dan tekad.Ingin rasanya mengeluh, menangis, bahkan berteriak atas semua yang ia alami. Tapi Amora tahu, keluhan tidak akan membawa ke mana-mana. "Mengeluh itu hanya memperberat langkah," kata Yusuf yang kini hanya bisa ia temui dalam doa.“Papi, Mora kangen,” bisiknya lirih, seolah angin bisa menyampaikan rindunya ke langit.“Kenapa Mora cuma dikasih bahagia sebentar? Andaikan Papi masih ada, Mora pasti nggak sendirian
Last Updated : 2025-06-01 Read more