Aqeela bangun lebih pagi. Dia bersemangat untuk kuliah.“Nyonya, Tuan menunggu di ruang makan.” Pelayan menghentikan langkah kaki Aqeela.“Aku akan sarapan di luar,” ucap Aqeela.“Sarapan di rumah,” tegas Bramasta. “Aku sudah janji dengan teman-temanku,” ucap Aqeela.“Apa kamu mau makanan yang telah disajikan dibuang?” Bramasta menatap tajam pada Aqeela. “Ada banyak pelayan di rumah ini. Mereka bisa memakannya.” Aqeela tersenyum dan tidak peduli.“Baru hari pertama. Kamu sudah membantah.” Bramasta memegang tangan Aqeela. “Ingat, Om. Perjanjian pernikahan kita. Tidak boleh ikut campur urusan pribadi,” tegas Aqeela menepis tangan Bramasta. “Ini urusan makan, Aqeela. Aku tidak mau kamu sakit. Mulai hari ini kamu akan magang di perusahaanku. Aku sudah menghubungi kampus,” tegas Bramasta. “Apa?” Aqeela menatap tajam pada Bramasta. “Sekarang sarapan.” Bramasta menarik tangan Aqeela berjalan ke ruang makan.“Kamu itu sangat kurus karena makan yang tidak teratur dan sembarangan.” Bramast
Terakhir Diperbarui : 2025-06-06 Baca selengkapnya