All Chapters of Menjahit Hati yang Retak: Chapter 61 - Chapter 70

Ia memang berkata jujur—dan hanya dengan memahami konsekuensinya, Zoey bisa tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya.Membeku seolah terkena sihir, Zoey hanya bisa menatap dengan kosong saat Ian membuka pintu dan pergi.Kenangan tentang saat-saatnya bersama Fitch mulai membanjiri pikirannya. Fitch selalu tanpa ekspresi, selalu siap dengan komentar pedas dan menghina.Selain untuk memuaskan hasrat fisiknya, bantuan kecil yang pernah ia berikan tak lebih dari bentuk kesenangan sesaat karena ia merasa tidur dengan Zoey cukup menyenangkan.Itu adalah pengakuannya sendiri.Fitch tidak tidur dengan wanita lain—ia bahkan enggan mencobanya. Jijiknya terhadap wanita sudah mendarah daging.Zoey adalah pengecualian dari rutinitasnya. Meski ia membencinya, ia merasa karena sudah terjadi, tak ada salahnya beberapa kali lagi. Anggap saja sebagai pelepas tekanan.It

Saat keluarga Haskins mendengar nama yang disebut Fitch, semua kepala menoleh ke sudut ruangan. Zoey, yang sebelumnya berdiri diam di sudut, tiba-tiba menjadi pusat perhatian. Pipinya memerah hebat, tak bisa disembunyikan. Posturnya menegang. "Tuan Haskins," ucapnya formal. Kening Fitch berkerut mendengar sebutan itu. Biasanya Zoey memanggilnya “Fitch” saat mereka berdua, tapi sekarang berubah menjadi “Tuan Haskins”? Ia sedikit kesal. “Ke sini.” Zoey melangkah maju, sangat sadar akan tatapan dingin dan penuh kebencian dari Mia. Semua kenangan itu kembali menghantam Mia—bukankah ini perempuan yang ketahuan bermesraan dengan kakaknya di dalam mobil malam itu? Sialan, wanita ini masih saja berani muncul ketika kakaknya bahkan masih amnesia? Mia menatap Zoey dengan tatapan tajam, namun ia menahan amarahnya. Sekarang bukan waktunya membuat keributan. Operasi Fitch lebih penting—dia harus cepat sembuh agar situasi keluarga Haskins bisa kembali stabil. Fitch menggenggam tangan Zoey

Arlen membunyikan klakson mobil dengan gaya santai. “Sepupuku itu selalu dekat sama Ian, tapi kali ini kasihan juga dia—kena amnesia. Dan Ian sekarang dicap sebagai pengkhianat, jadi seluruh dunia kayaknya mau buru dia. Sedangkan kamu, anak muda, baru aja mulai masuk ke dunia nyata. Fokus dulu buat cari tempat tinggal yang layak. Dengan isi dompet kamu sekarang, mimpi punya ‘villa’ di lokasi premium itu masih kejauhan.”Ryan langsung lesu, sorot matanya jelas menunjukkan kekecewaan.Arlen buru-buru menyela untuk menghibur.“Tapi hey, bisa ngumpulin uang sebanyak itu dalam waktu sesingkat ini juga udah hebat banget, Tuan Elston. Setidaknya, kamu udah ninggalin imej playboy kamu. Gimana kalau malam ini kita rayakan dengan segelas minuman?”“Ayo. Gue bakal pesen wiski paling mahal yang ada.”“Deal, traktiran gue.”Arlen yang mengemudikan mobil dengan tangan satu sambil mengenakan jam mewah di pergelangan tangannya malah tampak lebih seperti playboy dibanding Ryan yang sekarang sudah lebih

 Nada suara itu persis seperti sebelumnya. Harapan terakhir Zoey pun padam, meninggalkan dirinya terdiam, pipinya panas terbakar oleh rasa sakit dan penghinaan. Dan di sana, Mia semakin menyulut bara. “Kamu dengar sendiri, kan, apa kata kakakku? Sekarang pergi sana! Atau akan kuseret keluar!” Zoey tidak menoleh ke siapa pun. Ia berjalan menjauh dengan kepala tertunduk. Dengusan hina Mia terdengar di belakangnya. “Ada aja perempuan yang gak tahu diri, baru ‘ngeguling’ dua kali udah ngerasa kayak bangsawan. Padahal mereka cuma sampah dari selokan.” Selesai berkata begitu, Mia mulai bergosip soal Zoey bersama gengnya. 

Setelah menutup telepon, Fitch memijat pelipisnya. Ia belum tidur selama berhari-hari, timnya bekerja siang malam menyisir data. Kini, akhirnya ia bisa beristirahat. Ia memeriksa ponselnya, ada beberapa panggilan tak terjawab dari Zoey. Alisnya langsung berkerut. Apakah Zoey mengira hanya karena mereka beberapa kali tidur bersama, maka dia menjadi istimewa? Sekilas rasa muak melintas di matanya saat ia langsung memblokir nomor tersebut. Ia memang sebaiknya menjaga jarak dulu, agar tidak perlu lagi berpura-pura sebagai suaminya. Meskipun sebagian dari hubungan mereka adalah salahnya juga, Zoey sepenuhnya sadar dan tetap memilih terlibat. Semuanya bermula dari dia yang menyelinap ke ranjangnya, lalu memanfaatkan amnesianya untuk meninggalkan jejak. Dia pasti lupa diri. Bagaimana mungkin ia bisa tertarik pada wanita dengan status seperti