Aku memutar halaman demi halaman buku lusuh peninggalan ayahku. Di bagian tengah, kusentuh sebuah lipatan kecil yang tampak seperti catatan tangan. Kertasnya mulai kecokelatan, tintanya agak pudar, tapi masih bisa kubaca. "Jika suatu saat kau menyerah dan ingin kembali, maka pulanglah. Pintu rumah selalu terbuka untukmu!" Aku terdiam. Kalimat itu menusuk hingga membuat nyeri. Ayah... Apakah ayah tahu, jika pada suatu hari, akhirnya aku akan berada pada posisi ini? Sebelum sempat menuntaskan catatan itu, suara terburu-buru terdengar dari arah pintu. "Nduk, ada suamimu di depan!" Suara Mbok Nah membuatku sedikit melambung. Mas Danar datang? Apakah ia menyesali semuanya sekarang? Aku bangkit, menyimpan kertas itu dalam lembaran buku dan menutupnya perlahan. Satu bagian dalam diriku nyaris ingin berharap... berharap bahwa kedatangan Mas Danar untuk memperbaiki semuanya.. Membawaku kembali dalam kehidupannya. Aku setengah berlari menuju ruang tamu tapi langkahku terhenti
Terakhir Diperbarui : 2025-07-03 Baca selengkapnya