Share

Kala Hidup Mengalir dengan Damai
Kala Hidup Mengalir dengan Damai
Author: Indri

Bab 1

Author: Indri
Setelah mengetahui lever Kayden Farista terluka setelah bertanding tinju 12 ronde berturut-turut, Calista buru-buru pergi ke rumah sakit dan menawarkan diri untuk mendonorkan darah.

Setelah melakukan segelintir pemeriksaan, Calista dibawa ke kamar rawat inap dan darahnya langsung diambil sebanyak 1.000 cc. Berhubung kehilangan banyak darah, kesadarannya mulai kabur. Entah sudah berapa lama waktu berlalu, ketika dia merasa pusing, dia samar-samar mendengar suara yang familier.

“Kayden, kamu begitu suka sama kakak yang nggak punya hubungan darah denganmu itu? Karena satu postingannya yang bilang dia menyukai kalung itu, kamu pun pertaruhkan nyawamu untuk bertanding tinju demi membelinya? Bisa-bisanya kamu bertanding 12 ronde berturut-turut! Kamu sudah bosan hidup?”

“Sekarang, gara-gara Nadia kecelakaan dan bagian kakinya terbakar, kamu ambil darah Calista sebanyak 1.000 cc, juga mau ambil begitu banyak kulitnya. Semua orang bisa lihat dengan jelas pengorbanan Calista untuk Keluarga Farista dan kamu selama ini! Bukannya tindakanmu ini sangat keterlaluan?”

Kuku-kuku Calista menancap pada dagingnya.

Kayden bertanding tinju 12 ronde demi memberikan sebuah kalung yang disukai Nadia? Kayden berbohong tentang luka levernya demi mengambil darahnya untuk menolong Nadia? Setelah dia pingsan, Kayden akan menyeretnya ke ruang operasi untuk mengambil kulitnya demi mengobati Nadia?

Suasananya hening untuk beberapa saat.

“Apa pun yang kulakukan pada orang seperti Calista nggak akan dianggap keterlaluan.” Suara Kayden yang rendah dan serak perlahan-lahan terdengar.

“Tiga tahun lalu, Calista paksa aku menikahinya. Nadia pergi ke luar negeri, dan aku sama sekali nggak bisa menemukannya. Dalam tiga tahun ini, aku hidup bagaikan mayat hidup. Kemarin, dia baru pulang. Hari ini, dia malah kecelakaan. Calista sendiri begitu jahat, memangnya salah aku ambil sedikit darah dan kulitnya?”

“Jangankan darah, meski aku mau renggut nyawanya, dia juga harus terima. Siapa suruh dia paksa Nadia pergi. Ini utangnya padaku. Tapi, aku nggak tertarik pada nyawanya. Aku punya masalah yang lebih penting.”

Darah Calista serasa sudah membeku. Sekujur tubuhnya gemetar tak terkendali.

“Sekarang, kamu sudah nikah. Apa lagi yang mau kamu lakukan?” tanya Alvin Tondi dengan nada agak ragu dan penuh waspada.

“Sebulan lagi, palsukan kematianku. Aku akan lepaskan statusku sebagai pewaris Keluarga Farista dan bersama Nadia selamanya.”

Calista berusaha membuka matanya yang setengah terpejam, lalu memiringkan kepala untuk menatap orang yang berbicara itu.

Sekujur tubuh Kayden dipenuhi luka. Dia bahkan kesulitan berbicara, tetapi masih memaksakan diri untuk menyeka darah di jarinya dan menggenggam kalung itu erat-erat. Matanya yang memar dan bengkak juga tidak mampu menyembunyikan perasaannya yang mendalam dan obsesinya.

Calista sudah tidak melihat tatapan Kayden yang seperti ini selama tiga tahun. Di hadapannya, Kayden tidak pernah menunjukkan emosinya. Hanya dalam menghadapi hal yang berhubungan dengan Nadia, Kayden baru terasa seperti orang yang berbeda.

Ketika pisau bedah membelah kulit Calista, rasa sakit itu nyaris membuat napasnya terhenti. Namun, dibandingkan dengan rasa sakit di tubuh, kenyerian bagaikan ditusuk jarum di hatinya itu yang terasa paling menyesakkan.

Sejak kecil, Kayden adalah putra keluarga terkemuka yang populer di ibu kota, juga unggul dalam berbagai aspek. Tidak ada seorang pun gadis seumurannya yang tidak menyukai. Calista merupakan salah satu gadis yang menyukainya.

Namun, Calista tahu bahwa Kayden tidak menyukainya. Kayden menyukai kakaknya yang tidak berhubungan darah dengannya, Nadia Farista.

Sepulang sekolah, Kayden akan langsung pulang ke rumah demi membawakan es krim kesukaan Nadia. Ketika mengetahui Nadia demam tinggi, Kayden akan bolos sekolah demi menjaganya. Hanya karena Nadia mengatakan bahwa dirinya paling tertarik pada pria yang menguasai taekwondo, Kayden pun mempelajari taekwondo selama belasan tahun.

Demi Nadia, Kayden menolak semua orang. Awalnya, Calista juga merasa dirinya tidak mungkin memiliki kesempatan.

Tak disangka, setelah mengetahui perasaan Kayden terhadap Nadia, kakeknya Kayden yang bernama Rehan pun mengancam untuk bunuh diri. Dia mengirim Nadia pergi, lalu memaksa Kayden untuk menikah dengan Calista.

Setelah Rehan berulang kali dilarikan ke rumah sakit, Kayden yang perlawanannya tidak membuahkan hasil akhirnya hanya bisa setuju.

Setelahnya, Kayden mendengar Rehan mendoakan supaya keinginan Calista terkabul. Kayden pun merasa yakin bahwa demi keinginannya sendiri, Calista yang mengadukan hal ini pada Rehan, lalu memaksa untuk menikahinya dan mengirim Nadia pergi.

Sejak saat itu, Kayden sangat membenci Calista. Namun, Kayden tidak tahu bahwa Nadia sendiri yang berinisiatif mencari Rehan, lalu mengungkapkan rahasia Kayden ini padanya.

Pada saat Kayden diculik oleh musuh keluarga mereka dan nasibnya tidak diketahui, Nadia yang mengetahui hal ini langsung mencari Rehan untuk bernegosiasi. Dia meminta 200 miliar, lalu berjanji akan pergi ke luar negeri dan meninggalkan Kayden selamanya.

Begitu tersebar kabar mengenai pewaris Grup Farista yang dibunuh penculik, saham Grup Farista pun anjlok. Calista yang keluar untuk memberi jaminan tanpa peduli pada konsekuensi apa pun. Oleh karena itu, Grup Farista baru terselamatkan dan Kayden juga ditemukan.

Demi mengendalikan opini publik, kedua keluarga memutuskan untuk membiarkan Calista dan Kayden menikah selama tiga tahun.

Calista bukannya tidak pernah menjelaskan. Namun, dalam tiga tahun pernikahan ini, Kayden selalu memperlakukannya layaknya seorang musuh. Bahkan tinggal serumah saja sudah terasa mustahil, apalagi berharap Kayden mendengar penjelasannya. Meskipun dia sudah mengeluarkan buktinya di hadapan Kayden, Kayden bahkan tak sudi meliriknya.

Dua hari yang lalu, Nadia sudah kembali dan mengalami kecelakaan mobil. Namun, Kayden malah yakin bahwa Calista yang menyuruh orang melakukannya.

Air mata Calista pun menetes tak terkendali. Tenggorokannya terasa tercekat hingga bernapas juga menjadi sulit.

Seiring dengan Kayden yang pergi bersama perawat, Calista didorong ke kamar rawat inap. Setelah efek obat biusnya hilang, dia menelepon Vincent.

“Kak, aku sudah nyerah soal Kayden. Aku bersedia tinggal di luar negeri bersamamu.”
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kala Hidup Mengalir dengan Damai   Bab 22

    “Dia nggak setuju!”Kayden berdiri di bawah panggung dan masih mengenakan pakaian rumah sakit. Di balik pakaiannya, terlihat luka-luka yang bersilangan. Rambutnya yang selalu tersisir rapi juga sangat berantakan. Tampangnya sangat menyedihkan, tetapi juga menakutkan.Kayden sama sekali tidak peduli pada tatapan aneh orang lain. Dia hanya menatap Calista lekat-lekat.“Pak Kayden, apa maumu?” Aciel memicingkan mata dan mengadang di depan Calista. “Kamu mau merebut tunanganku?”Kayden yang terbakar api cemburu memelototi Aciel dengan tangan terkepal erat. Namun, ketika teringat tujuannya, dia buru-buru berjalan ke depan Calista.“Calista, jangan menikah dengannya! Jangan menikah dengannya, ya? Aku sudah sadari semua kesalahanku. Aku tahu semua yang terjadi dulu adalah salahku. Tapi, aku mohon berikanlah aku sebuah kesempatan lagi. Aku pasti akan berubah. Kelak, aku akan mencintaimu dengan sepenuh hati ....”Berhubung khawatir Calista tidak percaya, Kayden mengeluarkan kotak yang disembuny

  • Kala Hidup Mengalir dengan Damai   Bab 21

    Melihat Calista tidak membantah, Vincent segera memeriksa luka di tubuh Calista. Dari dulu, dia sudah khawatir Kayden akan melukai Calista. Namun, Calista selalu membela Kayden dan tidak bersedia memberi tahu apa pun kepadanya.Begitu memikirkan bagaimana putri Keluarga Lisano yang dibesarkan dengan hati-hati itu dilukai seperti ini, Vincent langsung merasa sangat sakit hati. Dia bertukar pandang dengan Aciel dan dapat langsung membaca niat yang terpancar dari matanya. Dia pun mengangguk, lalu menyuruh pengawal untuk menyeret Kayden keluar.Vincent tinggal di vila untuk menjaga Calista. Sementara itu, Aciel mengikuti pengawal keluar. Dia menyaksikan mereka menyeret Kayden ke sebuah gang yang gelap dan sepi, lalu melemparnya ke atas lumpur dengan kuat. Setelahnya, dia memberi perintah dengan dingin, “Sayat dia 99 kali. Jangan kurang sekali pun.”Dengan kesadaran yang kabur, Kayden merasa dirinya seperti sudah kembali ke masa lalunya bersama Calista. Dia kembali ke hari di mana Nadia me

  • Kala Hidup Mengalir dengan Damai   Bab 20

    Namun, tidak peduli bagaimana Kayden berseru atau mengejar di belakang, mobil itu tetap melaju makin jauh tanpa mengurangi kecepatannya sedetik pun.Tiga bulan lalu, Kayden tidak pernah membayangkan bahwa ada hari di mana dirinya akan mengesampingkan harga dirinya dan melepaskan semuanya hanya demi Calista memaafkannya. Dia juga tidak menyangka bahwa setelah mengesampingkan semuanya dan mengucapkan semua hal baik, Calista tetap tidak meliriknya bahkan sekali pun.Secara berangsur-angsur, Kayden pun tertinggal jauh di belakang mobil. Dia hanya bisa menyaksikan lampu berwarna merah di belakang mobil kian menjauh. Hatinya terasa sangat hampa. Matanya dipenuhi dengan berbagai emosi. Pada akhirnya, yang paling mendominasi adalah obsesi dan keras kepala.Kayden tidak akan menyerah semudah ini. Dia pasti sudah melukai Calista terlalu dalam. Namun, tidak apa-apa. Dia harus sabar dan menemukan cara yang benar. Biar bagaimanapun, dia harus membuat Calista kembali ke sisinya.Kayden meninggalkan

  • Kala Hidup Mengalir dengan Damai   Bab 19

    “Ada orang yang cari masalah di sini dan sengaja memukul pacarku.”Mata Kayden membelalak lebih besar lagi. Dia terpaku di tempat dengan tidak percaya dan tidak dapat melontarkan sepatah kata pun untuk waktu yang sangat lama.Kayden hanya bisa melihat Calista memberi pesan kepada kepala pelayan untuk menangani urusan dengan polisi, lalu menyaksikan Calista membawa Aciel pergi tanpa meliriknya sekali pun.Hati Kayden terasa sangat sakit. Dia benar-benar tidak percaya bahwa Calista tega melakukan hal seperti ini. Di mata Calista, dirinya sudah benar-benar tidak penting lagi. Meskipun dia terluka, Calista juga sama sekali tidak peduli.Kayden dibawa pergi polisi, sedangkan Calista membawa Aciel ke rumah sakit. Lukanya tidak termasuk serius, tetapi memar yang tertinggal di tubuhnya terlihat menakutkan.Calista mengamati memar di wajah Aciel, lalu meminta dua kotak disinfektan dari staf medis dan menangani lukanya dengan hati-hati.“Aku benar-benar nggak menduga masalah hari ini. Maaf. Sete

  • Kala Hidup Mengalir dengan Damai   Bab 18

    Kayden menggerakkan bibirnya dan masih ingin mengucapkan sesuatu. Namun, Calista sudah sepenuhnya kehilangan kesabaran. Tanpa meliriknya, Calista langsung berbalik dan berjalan masuk.Hati Kayden pun bergetar. Dia secara refleks mengejar Calista. “Calista, jangan pergi. Dengar dulu penjelasanku. Aku minta maaf. Bisa nggak kamu dengar kata-kataku sampai akhir ....”Kayden mengikuti Calista sampai ke depan pintu sambil berusaha menekan rasa paniknya. Dia hendak meraih tangan Calista dengan hati-hati. Namun, sebelum sempat melakukannya, pintu rumah sudah ditutup dengan kuat dan sepenuhnya menghalanginya di luar.“Calista, aku tahu aku sudah salah menyalahkanmu. Aku sudah selidiki dengan jelas masalah Nadia. Aku juga sudah buat dia rasakan akibatnya. Sekarang, aku sudah mengusirnya. Calista, aku nggak mau cerai!”“Aku tahu aku sudah menyakitimu dulu, tapi aku sudah sadari kesalahanku. Aku akan berubah! Aku akan mengubah semuanya! Kamu jangan berhubungan dekat sama Aciel. Kamu jangan ....”

  • Kala Hidup Mengalir dengan Damai   Bab 17

    Kayden buru-buru berbalik dan kebetulan melihat dua orang yang turun dari mobil sambil bergandengan tangan.Dulu, karena harus mengurus dua perusahaan seorang diri, Calista selalu berdandan rapi dan profesional. Setelah datang ke Negara Moriko, penampilannya sudah berubah. Sekarang, dia mengenakan rok pendek hitam, mengikat rambut panjangnya, juga memasang senyum ceria di wajahnya yang mulus.Tampang Calista yang seperti ini hanya pernah dilihat Kayden sebelum Calista menginjak usia 20 tahun. Sejak mereka menikah, keceriaan dan semangat hidup Calista perlahan-lahan terkubur dalam kuburan pernikahan yang dia gali untuk Calista.Kayden pun mematung di tempat dan membelalak terkejut. Dia memandang lekat-lekat kedua orang yang berada tidak jauh darinya. Dari yang awalnya hanya bergandengan tangan, mereka mulai berjarak makin dekat dan hampir berciuman.Kayden pun terbakar api cemburu hingga kehilangan akal sehat.“Calista! Lagi ngapain kamu!” bentak Kayden dengan suara rendah dan dingin.K

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status