Paviliun Kaisar, ruang baca yang masih dipenuhi aroma krim beracun. Pintu kembali terbuka. Seorang pria paruh baya dengan jubah putih bersulam lambang naga kekaisaran melangkah masuk. Wajahnya tirus, matanya cekung, namun sorotnya tajam. Dialah Tabib Luo, tabib senior yang sudah puluhan tahun mengabdi di istana.“Yang Mulia, hamba Tabib Luo, hadir sesuai panggilan Anda,” ucapnya, suaranya dalam dan stabil.Kaisar Lin Yi mengangkat dagu, menunjuk kotak krim mutiara di mejanya. “Periksa ini. Cepat.”Tabib Luo menunduk hormat, lalu membuka kotak dengan hati-hati. Dia mencium aromanya sekilas, alisnya langsung berkerut. Dia kemudian mengeluarkan pipet kaca dari kotak peralatannya, meneteskan cairan bening keatas krim di sendok perak kecil. Cairan itu bereaksi cepat, berubah keabu-abuan, mengeluarkan sedikit asap tipis.“Yang Mulia.” Tabib Luo mendongak, matanya serius. “Krim ini mengandung merkuri, lebih tepatnya cinnabar, dalam dosis cukup tinggi untuk merusak jaringan kulit.”Kaisar me
Last Updated : 2025-07-02 Read more