Setelah Kian menghilang di balik pintu ruang kerjanya, Elara tidak langsung kembali ke kamarnya. Ia berdiri di ruang tamu yang luas itu, menjadi satu-satunya saksi bisu dari matahari yang tenggelam. Biasanya, momen ini adalah pertanda dimulainya teror sunyi, penantian akan suara-suara mengerikan yang akan segera menggema dari sayap timur. Malam ini, ia menunggu dengan jenis ketegangan yang berbeda bukan ketakutan, melainkan antisipasi seorang ilmuwan yang menunggu hasil eksperimennya.Ia kembali ke kamarnya, tetapi membiarkan pintunya sedikit terbuka. Ia duduk di meja kerjanya, berpura-pura membaca laporan, tetapi seluruh inderanya terfokus pada keheningan penthouse. Satu jam berlalu, lalu dua. Keheningan itu tetap tak terpecah. Tidak ada rintihan rendah, tidak ada suara seretan batu yang membuat bulu kuduk merinding. Tidak ada apa-apa.Keheningan ini, anehnya, terasa jauh lebih nyaring daripada suara-suara horor sebelumnya. Itu adalah bukti. Bukti nyata pertama bahwa ia, Elara Wijaya
Last Updated : 2025-06-19 Read more