Cahaya pagi menembus celah-celah papan rumah. Udara dingin sisa embun masih menggantung, bercampur aroma nasi uduk yang dimasak istrinya di dapur. Suara piring beradu, anak-anak kecil berlari di halaman, dan beberapa tetangga mulai datang membantu menyiapkan tasyakuran.Namun di tengah riuh persiapan itu, Pak Slamet duduk di kursi panjang dekat jendela, diam, matanya kosong menatap keluar. Seakan ada tirai tipis yang memisahkan dirinya dari keramaian.Sejak bangun subuh tadi, wajahnya murung. Bayangan mimpi semalam belum juga hilang. Sosok ayahnya, kata-kata yang menggema, dan teriakan Bowo dalam kegelapan, masih begitu jelas. Bahkan terlalu jelas—seperti kenyataan yang baru saja terjadi.Sekar, yang tengah menata hantaran kecil di meja, sempat melirik mertuanya. Ada keheranan di wajahnya. Biasanya, setiap ada ac
Last Updated : 2025-09-14 Read more