Satu minggu berlalu seperti sebuah mimpi yang kabur dan hangat di kediaman Wijaya. Bagi Varel, itu adalah minggu penyembuhan total. Bukan karena infus atau obat-obatan, tapi karena setiap pagi ia bangun dan menemukan Firli masih di sana, di sampingnya. Setiap siang, ia makan masakan yang disiapkan oleh dua ibu yang kini lebih mirip sekutu konspirasi perdamaian. Dan setiap malam, ia tidur dengan nyenyak, karena mimpi buruk tentang kehilangan telah digantikan oleh kenyataan yang jauh lebih indah.Dokter telah menyatakan Varel pulih sepenuhnya, dengan satu syarat tebal bergaris bawah: keseimbangan.Pagi itu, di hari kedelapan, setelah sarapan bersama yang kini telah menjadi sebuah ritual keluarga, Varel dan Firli saling berpandangan di seberang meja. Sebuah pemahaman tanpa kata terjalin di antara mereka. Sudah waktunya."Pa, Ma," Varel memulai, suaranya terdengar tenang dan mantap. Ia menatap kedua orang tuanya, lalu beralih pada mertuanya, Pak Surya dan Bu Amina, serta Dion, Inge, dan
Terakhir Diperbarui : 2025-08-25 Baca selengkapnya