“Nyonya ada di dalam kan, Pak?!” tanya Varel pada salah satu satpam yang membantunya membukakan pintu mobil. “Maap Den, saya baru datang karena tadi masih antar anak ke rumah sakit, tadi wanto yang jaga, tapi orangnya sudah pulang,” jawab Satpam itu dengan sedikit membungkukkan badannya. Varel tak menjawab, dia melangkahkan kakinya menuju pintu dan membukanya dengan agak kasar. Ia melangkah masuk, melepas sepatu pantofelnya dengan gerakan yang sudah seperti ritual. "Firli, aku pulang!" serunya, sebuah kalimat yang selalu menjadi penanda dirinya baru pulang. Namun, tidak ada jawaban. Biasanya, aroma masakan Firli atau setidaknya sahutan hangat dari ruang keluarga akan menyambutnya. Malam ini, yang menyambutnya hanyalah hening yang ganjil. Lampu ruang tengah memang menyala, tetapi terasa dingin dan kosong. Perasaan Varel mulai tidak enak. Ini bukan keheningan yang damai, melainkan keheningan yang memekakkan. "Mbok Na?" panggilnya lagi, kali ini menyebut nama asisten rumah tangga
Terakhir Diperbarui : 2025-08-06 Baca selengkapnya