"Ngomong-ngomong soal lawan berat yang sesungguhnya...” Adam menggantung ucapannya, sesaat.“Bagaimana kabar Firli?" tanya Adam mengenai sahabatnya yang ia hanya dengar saja rumornya, tanpa tahu langsung dari sumbernya.Pertanyaan itu seketika mengubah atmosfer di ruangan itu, yang awalnya hangat, sedikit mendngin, walau hanya sesaat."Dia baik," jawab Varel, senyumnya kini di hiasi kehangatan. "Jauh lebih baik. Dia... pahlawanku, Dam. Dia yang menyelamatkanku dari kebodohanku sendiri, dan yang aku syukuri banget adalah dia juga mau memafkan aku, aku seperti terlahir untuk ke dua kali, Dam."Adam mengangguk paham. "Aku dengar dari Inge dia sudah kembali ke rumah. Maaf aku belum sempat menjenguk. Aku pikir, kalian butuh waktu untuk berdua, tidak mau mengganggu.""Kapanpun kau mau datang, pintu selalu terbuka," kata Varel yang tersenyum seolah dedang berterima kasih atas pengertiannya, "Kau tahu itu.""Aku tahu," sahut Adam. "Dia itu pejuang, Rel. Aku kenal dia bukan baru, aku tahu dia
Terakhir Diperbarui : 2025-08-30 Baca selengkapnya