Malam itu, setelah acara amal yang panjang, Isabella akhirnya kembali ke pelukan Leonardo. Dia lelah, tetapi matanya bersinar dengan kepuasan yang dalam. Gaun panjangnya masih melekat sempurna, meski sehelai rambutnya sudah terlepas dari sanggulnya yang rapi."Kau luar biasa," bisik Leonardo, memeluknya erat dari belakang saat mereka berdiri di balkon, memandang lampu-lampu Milan yang berkelap-kelip seperti permadani bintang. Udara malam yang sejuk berpadu dengan kehangatan tubuhnya. "Kau mengubah racunnya menjadi obat. Aku menyaksikan caranya mereka memandangmu. Mereka tidak hanya memaafkanmu, mereka mengagumimu."Isabella menutup mata, sepenuhnya bersandar pada tubuhnya yang kuat dan kokoh, menyerahkan segala beban berat yang masih tersisa. "Itu berkatmu," balasnya, suaranya lirih dan penuh rasa syukur. "Kau mengingatkanku bahwa kita memiliki sesuatu yang layak diperjuangkan. Mereka," dia mengangguk lemah ke arah kota yang hidup di bawah mereka, "adalah alasan kita melawan. Wanita-w
Last Updated : 2025-09-10 Read more