Antonio mencapai klimaks pertamanya, tapi tak butuh waktu lama baginya untuk mengambil kembali kendali. Dengan gerakan cepat, ia membalikkan tubuh Liana, membuat wanita itu terkejut hingga berteriak."Kamu kira aku akan pasrah diam?" Suara Antonio rendah, penuh janji bahaya. Tangannya yang terampil mengusap milik Liana, lalu dengan mahir memasukkan jarinya—lembut tapi tegas."Ah—!" Liana menjerit, tubuhnya melengkung menanggapi sentuhannya."Bagus," bisik Antonio, napasnya berat di telinganya. "Ini baru wanitaku. Selamanya, jadilah wanitaku."Liana, meski terbakar hasrat, masih mencoba melawan. "Yakin? Kamu terkenal doyan bermain wanita," godanya, suara terengah.Antonio menggeram, menggigit lembut bahu Liana. "Mulai sekarang tidak lagi!""Bagaimana aku bisa bermain wanita," desisnya, menekankan setiap kata sambil memperdalam sentuhannya, "jika aku hanya bisa berdiri bersamamu saja? Hah?"Tangan Antonio tak berhenti berger
Last Updated : 2025-08-14 Read more