Aula itu lembap. Bau dupa mengambang tipis, menempel di lidah seperti janji kosong.Lantai batu licin memantulkan cahaya siang yang loyo, merembes melalui layar kertas yang menutup jendela-jendela tinggi. Tirai sutra yang dulunya mewah kini memudar, tergantung lemah di sepanjang dinding seperti harapan yang layu.Suara sandal kasim menyeret pelan di koridor, bergema dengan irama yang monoton. Kipas pelayan mengusir debu yang beterbangan dalam sinar matahari, menciptakan tarian partikel halus yang berputar tanpa arah.Elena melangkah masuk ke aula penampungan umum untuk calon selir di sayap utara kompleks harem. Hanfu hijau mudanya yang pudar tampak semakin kusam di bawah cahaya redup. Wajahnya masih memperlihatkan bekas ruam tipis di tepian pipi, sisik halus yang mengelupas perlahan.Bibi Ratmi mengikuti di belakang, menata rambut Elena seadanya dengan sisir kayu sederhana. Mata pelayan tua itu waspada, memindai setiap sudut ruangan dengan kecemasan yang tertahan."Nona, jangan menund
最終更新日 : 2025-09-18 続きを読む