Vanessa menatap Isabel. Wanita itu tetap terlihat tajam dan kompeten. Raut wajahnya pun begitu tenang, seolah-olah dia hanya menyampaikan analisis secara objektif dan profesional.Hati Vanessa terasa sedikit perih. Namun, dia segera tersenyum dan membalas, "Isabel, aku tahu kamu bermaksud baik. Tapi, aku merasa sangat nggak aman sekarang. Biarpun ini hanya hitam di atas kertas, perjanjian ini bisa memberikan rasa aman yang kuinginkan. Marvin, kamu mengerti, 'kan?"Marvin mengangguk dan menyahut, "Aku mengerti maksudmu."Isabel mengatupkan bibirnya, lalu berkata, "Baiklah, Pak Marvin."Isabel lanjut meninjau perjanjian itu dan menyampaikan beberapa keberatan lain. Namun, semua disanggah dengan mulus oleh Calvin.Dalam ranah hukum, Isabel jelas bukan tandingan Calvin yang merupakan pengacara senior berpengalaman.Nyatanya, Marvin tidak seroyal yang dikatakannya. Dia lumayan mau mengalah dalam hal lain, tetapi sangat kikir dalam memberikan saham perusahaan. Setelah negosiasi panjang ditam
더 보기