All Chapters of Perceraianku, Awal Kebahagiaanku: Chapter 51 - Chapter 60

Vanessa melakukan pemeriksaan di rumah sakit seharian. Untung saja hasilnya bagus. Dia tidak mengidap penyakit apa pun, tubuhnya sehat.Biarpun begitu, Vanessa tetap merasa jijik setiap teringat Marvin. Dia pulang ke rumah dengan perasaan lelah. Vanessa tidak selera makan malam ini.Vanessa masuk ke kamar mandi dan membersihkan sekujur tubuhnya untuk waktu yang lama. Kulitnya yang mulus memerah karena digosok terlalu kuat, bahkan sampai terluka. Saat merasakan perih, Vanessa baru berhenti menyiksa dirinya.Vanessa berbaring di tempat tidur. Bahkan rambutnya tidak dikeringkan dan dibiarkan tergerai di bantal. Alhasil, bantalnya menjadi basah karena rambutnya dan juga air matanya.Vanessa baru meluapkan perasaan tidak berdaya dan kelemahannya ketika sendirian di tengah kegelapan malam. Awalnya dia mengira dirinya sudah perlahan melupakan masa lalu. Namun, semua yang dilihatnya hari ini memberinya pukulan lebih besar.Ternyata pria bisa berpura-pura mencintai istri dan putrinya sambil ber

Begitu bertanya, ternyata Vanessa memang kelelahan. Jadi, Giselle sangat marah.Vanessa tersentuh. Perlindungan putrinya membuatnya tidak terlalu lelah lagi. Namun, Vanessa juga tidak akan sengaja menutupinya dari Giselle.Vanessa berbicara dengan lembut dan juga serius, "Giselle, sebelum memilih untuk melakukan hal ini, aku tahu pasti sangat sulit. Sebenarnya aku yang sudah tua pasti lelah melakukan kerjaan apa pun, baik hati atau tubuhku. Tapi, setidaknya aku melakukan sesuatu yang kusukai, 'kan?"Vanessa menambahkan, "Nggak masalah kalau kamu kasihan padaku. Tapi, kamu nggak perlu terlalu bersedih."Vanessa teringat dulu dia menikah setelah lulus. Sewaktu dia menjadi ibu rumah tangga, teman-temannya mengalami kesulitan dalam mencari pekerjaan ataupun setelah bekerja. Kala itu, teman-temannya iri kepada Vanessa yang tidak perlu berjuang demi bertahan hidup.Vanessa tidak perlu menderita. Namun, sekarang Vanessa harus mengalami hal yang sama juga.Giselle mengerti. Dia mengerutkan bib

Susan juga tidak tahu kenapa hari ini Paula tiba-tiba mengajukan permintaan seperti ini. Namun, dia tetap menjelaskan dengan sabar.Paula langsung merasa tidak puas setelah mendengar penjelasan Susan. Dia berkata, "Kenapa dia masih datang? Susan, sepertinya kamu nggak tahu ya? Vanessa bukan istri Pak Marvin lagi. Ke depannya dia juga nggak mampu melakukan perawatan di salon kalian."Ekspresi Susan berubah. Dia tersenyum dan membalas, "Bu Paula, jangan bercanda."Paula menimpali, "Mana mungkin aku bercanda? Susan, Vanessa mau cerai dengan Pak Marvin. Kabarnya dia nggak mendapatkan uang sepeser pun. Semalam dia juga memasak di rumahku, sekarang dia menjadi koki."Paula melanjutkan, "Malam ini, Vanessa harus datang ke rumahku untuk memasak lagi. Untuk apa aku membohongimu? Di ponselku ada video dan foto dia memasak semalam ...."Selesai bicara, Paula segera mengeluarkan ponsel untuk menunjukkan foto dan video kepada Susan. Semalam Paula diam-diam memfoto Vanessa yang sibuk dan kelelahan.

"Susan, nggak usah lagi," ucap Vanessa. Dia tersenyum tipis, lalu berdiri dan menambahkan, "Nggak usah beri aku kompensasi lagi. Ke depannya aku juga nggak akan datang. Begini saja."Vanessa langsung berjalan keluar. Ekspresi Susan tampak bimbang, tetapi akhirnya dia tetap tidak mengejar Vanessa. Masalah yang terjadi di salon hari ini pasti akan tersebar dengan cepat.Sore harinya, Vanessa tetap pergi ke rumah Keluarga Arkan lebih awal. Tujuan Paula di salon kecantikan tadi pagi memang tidak tercapai, tetapi dia merasa sangat bangga setelah mendengar Vanessa pergi dengan kecewa.Sekarang Paula melihat Vanessa memakai seragam koki berwarna putih yang sangat tertutup. Lekukan tubuhnya tidak terlihat jelas, penampilannya seperti koki biasa."Untung kamu pintar," komentar Paula. Dia melanjutkan, "Sudahlah, cepat masak 18 makanan yang kupilih semalam. Jangan masak porsi kecil, masak sesuai porsi normal saja. Setelah suamiku pulang, kami langsung mencobanya."Vanessa mengiakan dan berjalan k

Victor tahu jelas sifat istrinya. Jelas-jelas kondisi keuangan keluarga mereka sudah sangat bagus. Paula juga sangat menikmati hidup dalam kemewahan seperti ini.Namun, sering kali Paula masih sangat pelit sampai-sampai terlalu berlebihan. Takutnya kali ini Paula juga bersikap begitu.Victor segera berdiri, lalu tersenyum dan menghampiri Vanessa. Dia menjelaskan, "Aku tahu masalah ini karena nanti Bu Vanessa akan menyiapkan makanan untuk pesta ulang tahun putriku, 'kan? Sepertinya Bu Vanessa salah paham. Kami berencana sekalian membayar Bu Vanessa nanti."Victor menambahkan, "Tapi, malam ini Bu Vanessa begitu buru-buru meminta pembayaran. Kalau begitu, aku suruh istriku bayar kamu sekarang."Kemudian, Victor memberi isyarat mata kepada Paula. Setelah tersadar, Paula memandang Vanessa dengan ekspresi sinis dan berujar, "Vanessa, aku tahu sekarang kamu kekurangan uang. Tapi, kamu juga nggak perlu buru-buru minta uang seperti ini."Paula meneruskan, "Mana mungkin kami nggak berikan bayara