Perceraianku, Awal Kebahagiaanku의 모든 챕터: 챕터 61 - 챕터 70

Giselle melanjutkan, "Selain itu, mamaku belum cerai dengan papaku. Dia nggak akan tertarik pada suamimu yang pendek, gemuk, dan jelek. Suamimu itu memang cocok dengan nenek sihir jelek sepertimu."Alika berujar dengan antusias, "Giselle memarahi Bibi Paula sampai ekspresinya sangat masam. Bibi Paula yang emosi mau pukul Giselle, tapi aku nggak mungkin biarkan dia menindas Giselle. Aku langsung membalikkan kain meja mereka ... hahaha ... seru sekali!"Vanessa kaget, tetapi dia segera bertanya dengan ekspresi khawatir, "Apa setelah itu mereka melakukan sesuatu pada kalian?"Alika mengangkat dagunya dan menjawab, "Nggak, mereka nggak akan berani. Lagi pula, kami sudah pulang. Keluarga Arkan juga nggak ribut atau mencari masalah. Aku rasa mereka nggak berani. Paman Marvin dan pamanku jauh lebih hebat daripada Keluarga Arkan."Keluarga Arkan memang tidak berani. Mereka bukan hanya tidak berani menyinggung Jeremy, Victor juga tidak ingin berselisih dengan Marvin karena istrinya bicara semba

Vanessa refleks mundur selangkah. Dia ingin menjaga jarak dengan Jeremy.Jeremy tiba-tiba mendengus, lalu tersenyum sinis. Sepertinya dia tahu Vanessa sengaja menjauhinya. Jeremy berujar, "Bu Vanessa, nggak usah begitu takut. Aku nggak mabuk, sekarang aku sepenuhnya sadar."Vanessa tidak merasa canggung setelah niatnya diungkap. Dia hanya tersenyum dan menimpali, "Pak Jeremy, jangan bercanda. Alika dan Giselle lagi tunggu aku, bagaimana kalau kamu berikan barangnya padaku? Jadi, Pak Jeremy bisa pulang dan istirahat lebih awal.""Apa kamu belum membuat keputusan?" tanya Jeremy.Vanessa bertanya balik, "Apa?"Vanessa baru ingat. Dia merasa malu karena melupakan hal ini. Vanessa menarik kardigannya dengan ekspresi malu. Dia berpikir beberapa detik, tetapi belum memberikan jawabannya.Sebelumnya, Vanessa tidak berniat pergi. Namun, sebenarnya Vanessa mulai ragu setelah mengalami masalah kali ini. Dia memang tidak bisa hidup susah.Sekarang Vanessa juga membutuhkan pekerjaan. Selain bisa me

Vanessa hanya bertanggung jawab untuk mengurus Alika. Siapa pun tidak boleh menyuruh Vanessa melakukan pekerjaan lain.Alika mengangguk puas setelah melihat isi kontraknya. Dia berseru, "Paman, kamu memang paman kandungku! Paman tenang saja, aku pasti merawat Paman waktu Paman sudah tua!"Jeremy menolak dengan dingin, "Nggak usah."Alika tertawa, lalu melihat di bagian belakang tertulis gaji Vanessa 40 juta setiap bulan pada tahun pertama. Dia juga mendapatkan tunjangan asuransi dan rumah. Vanessa boleh beristirahat saat hari libur dan dia mendapatkan cuti tahunan.Selama pekerjaan Vanessa sudah selesai, dia boleh beristirahat kapan saja. Bahkan dia juga mendapatkan bonus di akhir tahun ....Fasilitas yang diberikan Jeremy membuat Vanessa tercengang. Giselle juga merasa fasilitasnya sangat bagus. Dia diam-diam meraih tangan Vanessa dan memberinya isyarat mata sambil berkata, "Mama, tanda tangan saja."Alika juga melihat Vanessa dengan mata berbinar-binar. Dia seperti mendesak Vanessa u

Marvin terkejut mendengar ucapan Vanessa. Ekspresinya menjadi masam. Dia merasa malu.Vanessa melontarkan ucapan yang sangat menyakitkan hati Marvin, "Kamu benar-benar membuatku jijik."Vanessa sudah tahu semuanya, perasaan Marvin kalut. Kala ini, hal yang paling ditakutkan Marvin terjadi. Vanessa memandangnya seperti sampah yang bau. Ekspresi jijik terlihat jelas di wajah Vanessa.Marvin menunjuk Vanessa dan menegur dengan ekspresi marah, "Ternyata kamu menyelidikiku? Kamu suruh siapa selidiki aku? Siapa yang berani memfitnahku? Vanessa, jadi kamu lebih percaya orang lain daripada aku?"Begitu kesalahannya diungkap, reaksi pertama pria adalah marah dan melemparkan kesalahannya kepada orang lain. Marvin yang bicara omong kosong terlihat sangat konyol.Vanessa menyahut, "Kita berdua tahu kamu difitnah atau bukan. Kamu juga nggak usah berpura-pura mencintaiku lagi. Menjijikkan sekali."Selesai bicara, Vanessa tidak melihat respons Marvin lagi. Dia langsung pergi.Marvin berdiri di ruang

Jeremy mengerjap dan tersenyum tipis sebelum menceletuk, "Makan sarapanmu.""Oh," sahut Alika.Setelah sarapan, Jeremy pergi bekerja dan Alika pergi ke sekolah. Vanessa bisa bersantai. Kedua majikan tidak makan siang di rumah, jadi Vanessa tidak menyiapkan makan siang lagi.Vanessa pergi ke kamarnya terlebih dahulu untuk memahami kondisinya. Dia merapikan beberapa potong pakaian yang dibawanya, lalu turun ke lantai bawah.Lukman membawa Vanessa untuk berkenalan dengan staf di Vila Jemmy Asri. Sewaktu datang sebelumnya, Vanessa sudah pernah bertemu dan mengobrol dengan hampir semua staf di sini. Hari ini, dia bisa mengenal mereka lebih dalam.Jadi, kelak Vanessa bisa lebih mudah berkomunikasi dengan mereka dalam jangka panjang. Mereka juga bisa akur dan menoleransi satu sama lain. Pokoknya staf di Vila Jemmy Asri terlihat ramah. Namun, Vanessa baru bisa tahu sifat mereka masing-masing setelah berhubungan lebih dekat.Lukman berpesan, "Oh iya. Vanessa, Nona Alika bilang biasanya kamu suk