Jeremy kehabisan kata-kata melihat Alika yang sedang tertawa terbahak-bahak. Tanpa merespons keponakannya, dia langsung naik ke lantai dua.Alika kembali terkekeh, semakin merasa kalau pamannya ini sebenarnya cukup lucu.Giselle yang berdiri di sebelahnya berkomentar, "Alika, pamanmu kelihatannya tegas dan menakutkan, tapi orangnya baik."Alika tersenyum. "Ya, 'kan? Aku juga baru menyadarinya. ""Dulu waktu disuruh pindah dan tinggal bareng dia, aku benaran takut. Bukan takut dia bakal jahat sama aku, aku takut dia terlalu kaku, dan aku nggak bakal nyambung sama dia.""Kamu juga kebayang bosannya kan harus lihat muka sedingin es begitu tiap hari. Tapi lama-lama ... ternyata orangnya lumayan juga."Setidaknya, setiap kali mulut Alika yang gatal ingin menyeletuk, Jeremy tidak pernah benar-benar mempermasalahkannya. Paling-paling, dia cuma akan memicing Alika.Tidak lama, makan malam pun tersaji. Jeremy sudah berganti pakaian dengan kemeja linen warna cerah dipadukan dengan celana linen g
Read more