Raka tersentak bangun. Napasnya memburu, keringat dingin membasahi pelipis. Bukan mimpi buruk yang membuatnya terbangun, melainkan suara… persis seperti suaranya sendiri. "Malam ini… sekarang…" Ia menoleh. Darto tertidur di sudut ruangan, punggungnya bersandar pada dinding. Lampu minyak berayun pelan, membentuk bayangan aneh di langit-langit. Raka duduk diam beberapa detik, mendengarkan. Sunyi. Lalu suara itu kembali lebih jelas. "Ke sumur… cepat." --- Dengan hati-hati, Raka bangkit. Lantai kayu tua berderit, namun Darto tetap terlelap. Ia meraih senter kecil dari saku jaket, lalu membuka pintu. Begitu melangkah keluar, kabut malam langsung menelannya. Udara dingin menusuk kulit, membuat tulangnya terasa berat. Di kejauhan, siluet rumah-rumah tua berdiri diam, jendela-jendela gelap seperti mata yang mengawasi. Suara itu lagi. "Aku menunggumu." --- Langkahnya membawanya ke tengah desa, menuju sumur tua di dekat pohon beringin. Batu-batu di sekitar sumur lembap, berlumut, seol
Terakhir Diperbarui : 2025-08-27 Baca selengkapnya