Pagi pertama di rumah baru itu terasa begitu hening. Matahari baru saja menampakkan diri, sinarnya menembus tirai tipis kamar Nayla, menciptakan garis-garis cahaya hangat di lantai kayu. Namun, meski cahaya itu indah, hati Nayla tetap terasa berat. Ia bangun lebih awal, bahkan sebelum jam enam pagi. Tidak karena ia ingin menikmati suasana rumah, melainkan karena ia ingin memastikan tidak akan berpapasan dengan Arsen. Tangannya sibuk membereskan tempat tidur, meski sudah rapi. Pandangannya terus berpindah ke pintu, seolah khawatir pria itu tiba-tiba masuk. Setelah memastikan semuanya aman, ia bergegas mandi, berganti pakaian, lalu turun ke dapur dengan langkah pelan. Dapur rumah itu luas, modern, dengan perabotan yang masih tampak baru. Nayla menyiapkan sarapan seadanya, roti panggang, telur, dan segelas susu. Setiap gerakannya cepat dan teratur, karena ia tahu Arsen pasti akan segera turun. Dan benar saja. Suara langkah kaki berat terdengar dari arah tangga. Langkah itu mantap, t
Terakhir Diperbarui : 2025-09-13 Baca selengkapnya