Ketika Gairah Mengalahkan Logika

Ketika Gairah Mengalahkan Logika

last updateLast Updated : 2025-08-18
By:  FaelelfaOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 rating. 1 review
7Chapters
17views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Malam prom yang seharusnya menjadi pesta perpisahan terakhir, berubah menjadi malam penuh penyesalan. Dalam keadaan mabuk, Arsen dan Nayla kehilangan kendali, dua jiwa muda yang larut dalam gairah sesaat, tanpa pernah tahu bahwa takdir sudah menyiapkan kejutan besar bagi mereka. Keesokan paginya, keduanya terbangun dengan kepala pening dan hati yang dipenuhi rasa bersalah. Namun keterkejutan yang sesungguhnya datang saat orang tua mereka mengumumkan kabar pernikahan. Arsen dan Nayla, yang baru saja melewati batas yang tak seharusnya, kini resmi menjadi saudara tiri. Sejak itu, rumah yang seharusnya menjadi tempat aman, justru berubah menjadi penjara penuh rahasia. Setiap tatapan mencuri, setiap sentuhan tak sengaja, mengingatkan mereka pada malam kelam itu. Mereka berusaha keras menepis perasaan yang terus tumbuh berpegang pada logika bahwa mereka adalah keluarga. Namun, bisakah logika benar-benar menaklukkan gairah? Atau justru rasa itu akan menyeret mereka semakin jauh ke dalam hubungan yang mustahil diterima? Sebuah kisah tentang cinta terlarang, rahasia yang menyesakkan, dan pilihan yang akan menghancurkan atau menyelamatkan segalanya.

View More

Chapter 1

Pertemuan yang Menghancurkan

Mobil mewah Porsche 911 melintas dengan pelan di jalanan yang cukup sepi, seorang wanita di depannya menatap kosong ke arah depan.

Sedikit polesan make up membuat wajahnya terlihat lebih sempurna, tetapi siapa saja yang melihat kedua matanya, dapat menebak bahwa saat ini pikirannya dipenuhi dengan banyak masalah.

Malam ini ia akan bertemu calon papa tirinya. Belum selesai masalahnya karena tadi pagi, karena dia terbangun di ranjang seseorang, terus sekarang dia harus berhadapan dengan masalah baru yaitu ibunya yang akan menikah lagi.

"Berat ternyata!" Helaan nafas terdengar jelas.

Ketika tiba di tempat tujuan. Ia disambut dengan cahaya hangat dari lampu gantung kristal. Musik klasik mengalun pelan, menciptakan suasana elegan. Aroma wine dan hidangan mewah menyeruak di udara, berpadu dengan gemerlap lilin yang menghiasi tiap meja.

"Sayang, kamu terlihat begitu cantik."

Hanya sebuah senyuman yang ia pancarkan untuk menerima pujian dari sang ibu.

"Oh iya sayang, nanti anak dari calon papa tiri kamu juga hadir, tolong bersikap yang baik yah," pinta ibunya.

Nayla hanya mengangguk kecil, meski hatinya terasa dicekik. Ia tahu apa pun yang ia lakukan malam ini hanyalah pura-pura, demi membuat sang ibu bahagia.

Namun entah kenapa, langkah kakinya terasa semakin berat begitu pelayan mengantar mereka ke sebuah meja besar yang sudah disiapkan.

Di sana, seorang pria paruh baya berdiri. Rambutnya sedikit beruban, namun tubuhnya tegap dan terawat. Jas hitam elegan membalut tubuhnya, senyum ramah terpancar ketika melihat kedatangan Deeva bersama putrinya.

“Deeva,” sapanya dengan suara hangat, kemudian menatap Nayla. “Dan ini pasti putri cantikmu.”

Ibunya tersenyum bahagia. “Betul, Pratama. Ini Nayla.”

Nayla mengangguk sopan, meski senyumnya terasa dipaksakan. “Selamat malam, Om.”

Om Pratama mengulurkan tangan, Nayla pun menjabatnya. Telapak tangan itu hangat, genggamannya mantap. “Selamat malam, Nayla. Senang sekali akhirnya bisa bertemu denganmu. Ibumu sering bercerita banyak tentangmu. Katanya kamu pintar, cantik, dan punya hati lembut.”

Nayla hanya menunduk, hatinya makin sesak. Ia merasa seakan-akan dirinya sedang dipamerkan.

Mereka pun duduk. Percakapan mengalir, sebagian besar antara Deeva dan Pratama. Keduanya tertawa kecil, membicarakan rencana pernikahan, perjalanan bulan madu, hingga hal-hal kecil yang membuat Deeva tersipu seperti remaja lagi.

Nayla hanya menatap kosong ke piringnya, sesekali mengangguk ketika ibunya melibatkan dirinya dalam percakapan. Tapi hatinya berteriak. Semua terasa salah.

“Om Pratama,” Nayla akhirnya bersuara, mencoba terdengar sopan. “Maaf kalau saya bertanya terlalu langsung. Kenapa Om memilih Mama saya?”

Pertanyaan itu membuat ibunya menatap Nayla kaget, takut kalau ia terdengar kasar. Tapi Pratama justru tersenyum.

“Karena ibumu wanita yang luar biasa,” jawabnya mantap. “Dia kuat, lembut, dan penuh kasih. Jarang sekali aku bertemu wanita seperti itu. Dan aku tahu, aku ingin menjaganya… juga menjagamu, Nayla.”

Kata-kata itu menusuk. Nayla hanya bisa menunduk lagi. Menjagaku? Kata-kata yang sering aku dengar ketika ibu mengenalkan beberapa pria kepadaku.

"Om serius dengan apa yang om katakan?" tanya Nayla. "Kalian baru berkenalan beberapa bulan."

"Nayla, kenapa bertanya seperti itu?"

Kedua mata cantiknya terpejam sesaat. "Maaf om, tetapi aku tidak ingin ibuku terluka lagi."

Om Pratama tersenyum hangat. "Om mengerti dengan apa yang Nayla rasakan. Om tidak akan memberikan sebuah janji lewat kata-kata, tetapi lewat pembuktian, jadi Nayla tolong percaya, yah."

"Buktikan dulu dan buat aku percaya."

"Baiklah, suatu saat Nayla pasti akan menerima om dengan sepenuh hati, untuk menjadi papa tiri Nayla."

Malam semakin larut, dan suasana mulai terasa nyaman, setidaknya bagi Deeva dan Pratama.

"Mas, anakmu mana?" tanya Mama Deeva.

Om Pratama menatap jam yang bertengger di lengannya. "Tadi dalam perjalanan, kenapa belum tiba."

"Nayla," panggil Mama Deeva. "Anak Om Pratama satu sekolah sama kamu."

Lagi dan lagi hanya sebuah senyum yang Nayla berikan, ia tidak tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang calon kakak tirinya.

"Dia juga anak yang baik, semoga dia bisa menjadi kakak yang dapat menjagamu juga, yah."

Nayla mengalihkan pandangannya menatap layar ponsel, ingin sekali ia kembali ke rumah dan menenangkan pikirannya.

Seorang pemuda tinggi dengan jas semi formal muncul dari arah pintu restoran. Rambutnya sedikit berantakan, namun tetap memberi kesan karismatik. Matanya tajam, dan cara ia berjalan menunjukkan percaya diri.

Pratama berdiri, senyumnya melebar. “Ah, ini dia. Anakku baru datang.”

Nayla mengangkat kepalanya. Seketika darahnya berhenti mengalir. Napasnya tercekat.

“Kenalkan,” suara Pratama terdengar jelas, penuh kebanggaan. “Ini Arsen, putraku. Dia akan segera jadi kakakmu, Nayla.”

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Anggi Kurniawan
menarik dan memuaskan di tunggu bab selanjutnya
2025-09-12 16:27:19
0
7 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status