Nadine memandangi pria itu selama beberapa saat. Menghela nafas, dan kemudian berkata, "Aku pulang dulu." Dirga hendak menahan, bibirnya sempat terbuka, tapi kemudian ia menutupnya lagi. Ia hanya bisa mengangguk, tak berani melangkah lebih jauh. “Oke," ucapnya lirih. "Makasih buat makanannya." Nadine pun berbalik, melangkah cepat keluar rumah itu sebelum pikirannya semakin kacau. Udara malam yang menyapa kulitnya justru terasa makin menyesakkan dada. Sepanjang perjalanan pulang, perasaannya campur aduk. Ada penyesalan, ada kerinduan yang tak seharusnya muncul, juga ada kemarahan pada dirinya sendiri. Begitu masuk ke rumah, Nadine langsung menutup pintu dengan keras, bersandar pada daun pintu, lalu memejamkan mata. Nafasnya tersengal. Tanpa bisa ditahan, kenangan masa SMA kembali menghantam pikirannya. Dulu, saat masih SMA, ia memang sering menunggu Dirga di depan kelas dengan kotak bekal di tangan. Nadine tersenyum setiap kali melihatnya Dirga menghampirinya dengan wajah ceria.
Terakhir Diperbarui : 2025-10-06 Baca selengkapnya