Nadine segera berlari ke arah pintu depan. Benar saja, lampu mobil Rhevan masih menyala sebentar sebelum akhirnya mati. Begitu pintu terbuka, sosok suaminya masuk dengan langkah agak goyah. “Mas Rhevan?" panggil Nadine setengah lega, setengah kaget. Tapi begitu ia mendekat, hidungnya langsung menangkap aroma menyengat. Nadine berhenti seketika. Matanya membesar. “Mas, kamu abis minum?” tanyanya, antara takut dan tak percaya. Rhevan tidak menjawab. Pandangannya kosong, wajahnya merah, langkahnya terburu-buru menuju tangga. “Mas! Kamu belum jawab pertanyaanku!” Nadine mengejarnya, jemarinya sempat meraih lengan pria itu, namun Rhevan menepis kasar. “Jangan banyak tanya, Nad! Aku capek.” Nada bicaranya datar, dingin, dan asing. Nadine tercekat, tubuhnya bergetar. “Mas—" Tanpa menoleh, Rhevan terus menaiki tangga. Ia mengabaikan sangat istri yang terus memanggil namanya. Sampai di lantai dua, Rhevan masuk kamar dengan langkah terhuyung, lalu ia langsung merebahkan diri di ranjang
ปรับปรุงล่าสุด : 2025-09-26 อ่านเพิ่มเติม