Irene menatapnya khawatir. "Apa ada sesuatu yang kamu sembunyikan dariku?" Bima menatap mata Irene. Dia ingin menceritakan tentang ancaman Bulan Sabit, tentang Nenek Badar yang dalam bahaya, tentang semua tekanan yang dia rasakan. Tapi dia tidak mau membuat Irene khawatir lebih dari ini. "Tidak ada," jawabnya sambil tersenyum. "Aku hanya... berpikir tentang strategi untuk besok." Irene tidak sepenuhnya percaya, tapi dia tidak mendesak. "Baiklah. Tapi kalau ada masalah, cerita padaku, ya? Aku mau membantumu sebisaku." "Sepertinya kamu bisa membantuku dalam hal lain," ujar Bima sambil menggenggam tangan Irene dengan senyum jahil. "Haish!! Mesum!" Irene menepuk bahu Bima dan tersenyum. Mereka duduk dalam diam, menikmati kehangatan teh dan kebersamaan mereka. Setelah beberapa menit, Irene berdiri. "Aku harus kembali ke kamar. Kamu juga harus istirahat. Besok hari penting." "Ya, sebaiknya memang begitu, kalau kamu berada di sini lebih lama, aku mungkin akan menyerangmu, sa
Last Updated : 2025-12-02 Read more