Sementara itu, di rumah besar keluarga Rizal, aroma kopi hitam dan roti panggang memenuhi ruang makan. Rizal baru saja pulang dari kantor, masih mengenakan kemeja biru yang sedikit kusut. Di ujung meja, Salman, ayahnya, menutup koran dan memandang putranya dengan tatapan penuh arti. “Rizal, Papa mau tanya,” ucapnya datar namun tegas. Rizal duduk, menarik kursi dengan sedikit enggan. Aida, sang mama, meletakkan sendok teh di piring kecil, lalu menatap Rizal dengan perhatian."Tanya Apa, pa ?" tanya Rizal. Padahal, ia sudah bisa menebak apa yang akan ditanyakan oleh kedua orang tuanya.“Soal Rima. Mama dengar dari mamanya Rima, kalian sudah sempat ketemu beberapa kali. Gimana? Cocok nggak?” tanya Aida.Rizal menghela napas panjang, mengusap tengkuknya. “Ma… Pa… kita memang pernah pergi bersama. Tapi… aku nggak merasa ada kecocokan.” Salman mengangkat alisnya, menantang. “Kamu tahu, Rima itu pilihan keluarga kita. Dia dari keluarga baik-baik, latar belakangnya jelas. Papa nggak mau k
Last Updated : 2025-09-18 Read more