Irene menjulurkan kepala untuk melihat, lalu ekspresinya juga berubah masam.Arlo mengambil kembali ponselnya sambil berkata dengan suara rendah, "Paman nggak mengenal keluargaku dengan cukup baik. Sejak aku SMA, orang tuaku selalu terbuka tentang situasi keuangan keluarga dan perusahaan, termasuk tabungan dan asuransi. Mereka bahkan mengirimiku salinan elektronik rekening korannya. Jadi, apa Paman ingin mengulangi kata-katamu tadi?"Di akhir kalimatnya, nada bicara Arlo tidak lagi seramah saat pertama kali datang, melainkan dingin menusuk.Sebelum Adrian dan Irene sempat bicara apa pun, pintu kamar tiba-tiba terbuka. Kemudian, terdengar seseorang berkata, "Ibu, Ayah, ngapain repot-repot bicara dengannya?"Putra Adrian, Zaki, menyerbu masuk dengan marah ke ruang tamu. Tatapannya pada Arlo penuh keangkuhan dan penghinaan. Dia berucap, "Biar kuberi tahu, kamu nggak akan dapat sepeser pun! Alasannya sederhana, ayahmu hanya pria benalu, semua uang di keluarga kalian dihasilkan oleh bibiku.
Read more