Kamar hotel mewah itu berantakan, sisa-sisa malam penuh gairah yang kini berganti menjadi ketegangan yang menyesakkan. Aqila, baru saja bangun, berbalut selimut tebal, mencoba menjauh dari pria di sebelahnya.“Fendi, sudah siang. Aku harus pulang. Mereka akan curiga kalau aku nggak segera muncul,” desis Aqila, mencoba melepaskan tangannya dari genggaman Fendi.Fendi, sepupu Fahmi, tersenyum sinis, menahan tangan Aqila. “Please, jangan pergi, Qi. Toh Mama, Ayah, dan juga anakmu tidak akan pulang cepat-cepat.”“Aku serius, Fendi!” Aqila menarik tangannya. “Hubungan kita ini hanya senang-senang. Kenapa kamu jadi drama begini?”Fendi bangkit duduk, sorot matanya yang biasanya jenaka kini terlihat serius. Ia menatap Aqila dengan tatapan menuntut kepastian.“Aku nggak mau Fahmi sampai curiga lagi dan tahu kalau aku masih jalan sama laki-laki lain. Apalagi sampai tahu laki-laki itu sepupunya sendiri. Memang kamu mau kalau Fahmi tahu?” tanya Aqila, mencoba mengintimidasi.“Enggak apa-apa,” ja
Last Updated : 2025-11-27 Read more