Begitu memasuki ruangan itu, Serayu langsung membeku. Di hadapannya, Riani meronta di atas ranjang, tubuhnya ditahan oleh sabuk pengaman kain sementara dua tenaga medis berusaha menenangkannya. Rambutnya kusut, tatapannya liar, namun di sela teriakannya, ada satu nama yang terus dipanggilnya berulang-ulang yaitu namanya, Serayu. Riani memanggil namanya, bertanya ke mana dirinya, dan dia mengatakan ingin bertemu. Suaranya parau, sarat penyesalan. Serayu merasakan dadanya seketika mengencang. Ia hampir melangkah maju, namun Abra segera menahan pergelangan tangannya dan menggeleng pelan. Riani terus memanggil-manggil namanya. Ketika matanya beralih pada Vera yang mendekat, reaksinya sama saja—tatapan kosong yang tak mengenali siapa pun. Ya, Riani tidak lagi mengenali siapa yang berdiri di sekelilingnya, bahkan suami dan anak bungsunya sendiri. Pandangan Serayu beralih pada Jay Wijaya yang mendekat. Tubuhnya membeku saat mendengar permintaan maaf dari papa mertuanya. “Maafkan saya
ปรับปรุงล่าสุด : 2025-12-11 อ่านเพิ่มเติม